Selasa, 02 September 2008


I'm Coming Back.....

Bagi yang pernah mhimenk sakitin maaf ya...
Bagi para fans dan penggemarku maaf ya...
Bagi yang pernah liat blogku and gak ada perubahan maaf ya...

maaaaaaaffff......buaaangeeetttt....

untuk mengurangi rasa bersalah mhimenk..neh ada cerita tuk semua,dibaca ya...


KELUARGA KECIL BAHAGIA???

Suatu sore di kota metropolitan, sebuah kota yang jumlah penduduknya hampir mencapai 5 juta, hiduplah seorang remaja putri bersama keluarga intinya,ayah ,ibu dan seorang kakak lelakinya.

Tak sengaja aku mengenalnya karena kami satu sekolah, anaknya sangat ramah, tak pernah lepas senyum manis dibibirnya,

keren??jauh dari dirinya,pakaian yang digunakannya gak fashionable apalagi branded Gak banget……

Mengapa aku tertarik berteman dengannya? Hal itu yang selalu kucoba jawab dari diriku, aku tahu diriku gak wuah-wuah amat, tapi masih selevel lah diatasnya,

  1. Kecerdasan boleh diadu
  2. Aktif diberbagai organisasi dan selalu jadi yang terdepan
  3. Uang Jajan, ada lah malahan berlebih dibanding yang lain

Pokoknya gak ada yang gak kenal diriku , Klo ada yang gak kenal berarti anak itu penganut paham 3DP ( datang, duduk, diam, pulang ) alias kuper and gak gaul disekolahan.

Satu yang membuatku mau berteman dengannya karena wlaupun aku tahu dia punya banyak kesulitan gak pernah dia tampakkan,

Paling kagum aku sewaktu pengambilan raport disekolahan dan kebetulan bapak. dan ibunya datang, mulai deh guru memberitahukan klo mereka harus melunasi dulu uang ujian anaknya sebelum mengambilkan raportnya, bukannya malu, tapi dengan senyum serta ramahnya ayah berkata

“ Insya Allah nanti saya lunasi bu, tunggu dari pembayaran panci saya, masalahnya banyak yang belum bisa melunasi pengambilan barang saya.”

Perkataan ayah diamini oleh Ibu dengan senyum tiada putusnya.

Guru “ waduh sampe kapan ?ini sudah satu semester nunggaknya pak,gimana dong?? “

Ibu “ tolong percaya kami , kami gak akan bohong, berilah kelonggaran waktu lagi sedikit

Guru “ ya udah tapi maaf raport tetap tak bisa kami berikan sebagai jaminan, gimana?”

Ayah “ gak papa bu, tapi apa kami boleh tau anak kami nilainya gimana semester ini?”

Guru “ Cukup memuaskan, masih masuk lima besar kok”

“Alhamdulillah”dengan kompaknya ayah dan ibu mengusap wajah mereka , sambil memeluk anaknya yang duduk termangu didekat kedua orang tuanya, aku gak tau menahan haru karena malu, atau bahagia melihat orang tuanya begitu bangga pada dirinya.

Sejak saat itu aku mulai akrab dengannya, kalau aku jajan aku ajak, tapi dia gak mau aku traktir, selalu katanya sudah kenyang, padahal sayup-sayup bisa kudengar suara perut keroncongan, tapi aku salut padanya, beda sekali dengan temanku yang lain yang sampai-sampai rela jadi pesuruh hanya berharap untuk ditraktir,

Betul-betul keluarga kecil yang bahagia???

***

Rumah tipe minus 27, pekarangan yang mini yang hanya bisa menampung 1 buah motor bebek milik ayah yang mungil, dihiasi dengan pot-pot bunga yang kecil , bunga melati serta anggrek hutan berhasil tumbuh juga wlopun ditempat yang begitu imutnya, jangan pernah berharap akan tumbuh pohon mangga atau sejenisnya dipekarangan ini,mengapa? karena itu hal yang gak mungkin, teras yang lebarnya gak sampai semeter, jika terparkir motor ayah , berarti ibu, kakak,adek, bahkan ayahpun gak bisa melangkahkan kaki lagi keluar rumah.

Sekarang kita melangkah masuk kedalam rumah , ketika pintu mulai terbuka didapati lah sebuah ruang kecil yang mereka gambarkan sebagai ruang tamu untuk keluarga dengan beberapa kursi plastik yang gak ada bedanya dengan kursi-kursi yang dipake abang tukang bakso, maupun warteg dipinggiran jalan,

disebelah kiri ruang tamu itulah terdapat satu buah kamar yang konon katanya mereka sebut sebagai kamar utama yang luasnya hampir sama dengan ruang tamu, diisi dengan sebuah ranjang besi dengan kelambu lusuh tua , yang jika kita lihat dengan kasat mata sebenarnya sudah hampir menyerupai menara Pisa, dimana tingkat kemiringan ranjang tersebut agak mengkhawatirkan bagi pengguna yang berbobot lebih dari 60 kilo.

Keluar dari kamar kita langsung mendapati meja makan yeng terbuat dari kayu dengan beberapa kursi, terdapat pula lemari tua yang berfungsi sebagai tempat televisi 14 inc, terdapat 2 laci pada lemari tersebut sebelah kanan dipake kakak untuk meletakkan buku pelajarannya , sedangkan sebelah kiri untuk adek meletakkan tugas-tugas sekolahnya.

Jarak ruang makan dengan dapur tidak jauh, jika ibu mengoreng ikan bukan Cuma baunya yang tercium tapi asapnya pun sibuk mengitari rumah,

Terus pertanyaan saya dimana kakak dan adek tidur sepengetahuan saya cuma ada satu kamar tidur aja?

Ternyata didekat meja makan kita dapati pula tempat tidur susun seperti dibarak-barak angkatan bersenjata yang baru menempuh pendidikan,katanya yang atas kakak yang dibawah adek,hmmm,,,sedih juga ya, sampe kapan mereka akan berbagi seperti itu,

Sekarang kita kearah dapur disana kita dapat melihat ada bangku yang berguna untuk peletakan kompor , kemudian ada kamar mandi kecil ukuran 1x 1 meter, dan sedikit ruang untuk menjemur pakaian, kecil sih tapi tertata dengan cukup apik.

***

Belajar kelompok alasan yang aku ungkapkan keorang tuaku ketika ditelpon ke HP ku dan menanyakan mengapa aku lambat pulang,

Siang itu perutku amat keroncongan tapi gak mungkin hal itu kukatakan padanya, melihat kondisinya saja aku sudah cukup prihatin, jadi langsung saja kuajak dirinya memulai mengerjakan tugas kelompok ini, bukannya setuju malahan aku dimintanya untuk shalat dulu, katanya nanti keburu lewat waktunya, karena malu padanya akupun ikut serta, padahal hal ini yang paling jarang aku lakukan, gak tau kenapa malasku masih lebih besar daripada ketakutanku padaNya, ( Ya Tuhan Maafkan aku), dipinjamkannya aku mukena yang menurutku cukup mewah, dibanding rumah yang ditinggalinya, ketika kutanyakan

“ Wah Bagus amat nih mukena, Baru ya?, gak papa aku pake duluan?”

dia menjawab dengan santainya “gak papa pake aja, aku masih punya kok , kalau kamu suka untuk kamu aja “

mataku sedikit membelalak , loh? lucu juga! kok bisa? padahal uang jajan aja dia gak punya, masih bisa ngasih-ngasih gini, tapi sudahlah aku gak punya keberanian tuk menanyakannya, takut jangan-jangan dia tersinggung .

Setelah kewajiban akhiratku sudah selesai, sekarang giliran kewajiban dunia yaitu mengerjakan PR kelompok, tapi gimana bisa ngerjain PR Matematika sedangkan perutku sudah mengerjakan PR bahasa Spanyol terlebih dahulu, bunyinya

“Sinyor…Sinyor…laparno….makano ….duluo…kaloo…tidaaakooo…pingsano….”

he.he..he….beneran aku sudah lapar banget,tapi tetap kupaksa tersenyum ,

wait a minute, hidungku mencium bau ikan asin dan kayaknya ada kangkung tumis nih, ah..jangan-jangan halusinasiku saja…tapi sepoi-sepoi baunya semakin tajam menusuk hidungku sampai-sampai tembus keparu-paruku, aduh…aku tambah lapar nih…pengen nangis rasanya,walaupun sebenarnya aku bisa sih keluar dulu nyari makan, tapi dimana etikaku, jadi sudahlah aku sabar aja…..

“ Neng….ayuk…maem dulu…….pasti dah lapar khan….dari tadi belajar terus…” suara ibu menggelegar memecah kebisuanku.bagai oase ditengah padang pasir yang gersang.

“ Ayuk kita makan, nanti aja dilanjutkan lagi” ditariknya tanganku menuju kemeja makan,

“ Aduh ndak memberatkan khan ini??” Jurus basa-basi ku mulai keluar lagi.

“ Gak papa kok, asal kamu mau aja makan ikan asin ma kangkung,”

“ Aku suka,suka banget,,,,”

“ Ya udah kalau begitu , ayuk kita maem………”

Kupanjatkan puji syukur didalam hatiku “ Ya Tuhan tiada hentinya kau tunjukan nikmat padaku , nikmat apa yang telah mampu kutunjukkan padamu…???”

Dengan lahapnya kami menyantap makanan ini, tiba-tiba suara langkah kaki memasuki rumah, seorang pria yang lumayan tampan berjalan semakin mendekati kami, sambil berteriak dia berkata

“ Bu….masak apa?? kakak lapar banget neh… “

“ Ih..kakak berisik tau, Ade lagi ada teman kak,,,”

“ Ups ….maaf dek he..he..he…wah maem enak nih, eh teman kamu ini ya?kok mukanya gak asing gitu, artis ya?”

mukaku merona karena malu, ternyata kakaknya itu adalah seniorku waktu aku di SLTP dulu yang sering aku gangguin kalau lagi main bola disekolahan, malahan bolanya pernah aku kempesin gara-gara kena kebadan aku, saat itu bukannya dia marah malah ketawain aku ….

“ Hei…ditanyain kok bengong?artis bukan??”

“ Ibu ….kak Bagas bandel ganguin teman Ade…..”

“ Kakak jangan gitu dong. Kalau mau kenalan yang sopan nak “

“ Ya udah, kenalannya nanti aja kakak makan dulu ya…lapar”

huh…dongkolnya minta ampun kirain dia dah mau minta maaf terus kenalan ma aku, eh malah lebih mentingin makanan,

Akhirnya selesai juga PR kami, tapi yang aku herankan kok kakak gak kelihatan ya, pengen nanya malu, tapi penasaran juga, kemana ya dia??

“Ya udah, aku pulang dulu, terima kasih ya Ade dah jadi teman kelompokku “

Senyum manis Ade mengantarku keluar rumah untuk kembali melihat kehidupan luar yang lebih pedas lagi dari kehidupan mereka.

***

Jam istirahat Siang disekolah, Dua gadis manis duduk bersenda gurau dibawah pohon beringin didepan kelas mereka.

“ kakak kamu kemarin kok gak kelihatan ya? Padahal khan awalnya kita makan bareng ? kok bisa langsung hilang begitu aja?”

“ … syukur lagi kakakku gak lama-lama sama kita, habis kakakku itu bandel banget , jahil suka gangguin orang , emang kenapa kamu nanyain ? “

“ hmm…gak papa , emang gak boleh nanya ? penasaran aja kok….”

Jantungku berdegup begitu kencang, takut jangan-jangan dia curiga kok bisa aku begitu perhatian sama cowok yang baru sekali aku kenal.

“ gak boleh!! aku yang larang…he..he..he….gak becanda kok. Sebenarnya kakak emang selalu seperti itu, habis istirahat dikit dirumah langsung pergi naik sepeda bantuin bapak nagih kelangganan bapak yang ambil kreditan panci, baskom, ember, pokoknya kebutuhan rumah gitu, pulang biasanya sudah magrib, gimana cukup penjelasannya? dah gak penasaran lagi khan?”

“ oohhh…..berarti kakakmu gak bandel dong, malah baik dan rajin, gak semua cowok loh yang mau membantu orang tua, apalagi seumuran kita gini huhhh…taunya cuman maen,minta duit, berantem ma mainin cewek “

“ Loh kok jadi curhat gitu seh ? ha.ha.ha…..”

“ iya ya..ha..ha..ha…..Jadi salut aku ma kakakmu… “

“ Salut apa naksir ? he…he..he….

“ Ihhh…..kamu ini, malahan menurut aku bukan kakak kamu yang bandel suka gangguin orang tapi kamu ….he.he..he…udah ahh bel dah berbunyi tuh, yuk kita masuk kelas”

sambil berdiri aku merapikan rok dan mengambil buku pelajaran yang gak sempat aku baca karena sibuk menggunjingkan kakak Ade yang rajin.

“ he.he..he…ayuk..”

***

Malam hari dirumahku yang nyaman, ketika kurebahkan diriku diperaduanku yang elok dan lembut serta mulai kulambungkan khayalku terbang mengelilingi langit-langit kamarku, sesosok wajah tampan terus mengacaukan pikiranku, dengan peluh yang membasahi seluruh tubuhnya serta kelincahannya mengolek sikulit bundar kekanan kekiri, serta teriakkannya yang penuh semangat ketika memasukkan bola kegawang lawan…..”GOOOOOOLLLL……..”ya ampun..benar-benar lelaki idamanku……

Gak nyangka ternyata dia kakaknya temanku , ternyata dunia ini memang selebar daun kelor, he.he.he…

Hand phone ku berbunyi, nomor tak dikenal…….

Gempita : “ Hallo siapa ne…..”

Ade : “ aku…aku…..Ade….Ta…”

Gempita : “ Ade ? hey apa kabar ? tumben malam minggu gini nelpon aku? Kangen ya?he.he.he…”

Ade : “ aku..aku…bingung …Ta…hik…hik..hik….”

Gempita : “ Kamu kenapa de? Kok sedih amat? habis dimarahin ortu ya ? neh nomor hp kamu ya ?

Ade : “ Gak Ta..aku gak dimarahin, aku juga nelpon dari wartel…Ta..kamu bisa bantuin aku gak??”

Gempita : “ Ada apa kok sedih banget ??jangan buat aku parno gini dong ”

Ade : “ Ta ..kamu punya duit gak ?kalau boleh aku pinjam dulu ….tolong Ta…kalau gak kak Bagas bisa kenap-napa”

Gempita :” HAH!!! Kak Bagas ?kenapa? emang kamu butuhnya berapa de ?

Ade :” Kak Bagas…kak Bagas kecelakaan …dan sekarang lagi di Rumah Sakit… dokternya belum mau nanganin karena belum bayar uang pendaftaran Rp.1.000.000,- katanya harus langsung di infus, Ta…tolongin kak Bagas..hik.hik..hik…

Gempita : “ Ya udah ..kamu dirumah sakit mana ? ntar duitnya aku usahain …tungguin aku ya….”

Ya Tuhan Ujian apa lagi yang Engkau Berikan Ke keluarga mereka, Aku paham betul Engkau tak mungkin menguji hambamu yang gak mampu engkau uji…..

Mulai kuputar akalku untuk mencari sumber dana yang bisa membantu Ade ,masalahnya tabunganku ku sudah terkuras habis untuk keperluan yang lain, sisanya tinggal Rp.500.000,- .kuputuskan sebaiknya aku kerumah sakit aja dulu mudah-mudahan dokternya mau menerima dulu , sisanya biar besok aku usahakan,

Kutancap sepeda Motorku kerumah sakit yang ditunjukkan oleh Ade, walaupun waktu sudah menunjukan pukul 21.30 tak gentar sedikitpun aku menembus gelapnya cakrawala.

Dengan tergesa-gesa aku berlari menghampiri ruang tunggu rumah sakit tempat Ade dan Keluarga menunggu…

Ade : “ Ta..terima kasih ya kamu mau bantuin aku…”

Gempita : “ Iya..tapi aku bisanya bawa uang Rp.500.000,- dulu , biar aku yang ngomong ma dokternya, besok aku usahain sisanya yang jelas kak Bagas dirawat dulu..”

Ade : Iya Ta…terimakasih..”

Setelah semua proses diplomasi bisa kami lalui, dan kak Bagas sudah ditangani oleh pihak rumah sakit, sambil menunggu diruang tunggu aku menatap wajah ibu yang begitu sendu serta wajah Ade yang tak terlihat senyum sedikitpun , hanya termenung dan coba memejamkan mata.

Gempita : “De..kok bisa kejadian gini? Terus kenapa baru dibawa kerumah sakit?”

Ade : “ Kejadiannya tadi sore Ta, kak Bagas kena musibah tabrak lari, pengendara motor yamg menabraknya meninggalkannya begitu saja dirumah sakit ini, tapi untunglah masih mau dibawa dulu kerumah sakit, daripada ditinggal dijalan, makanya yang datang kerumah memberitahukan itu pihak rumah sakit, tapi belum bisa ditangani karena gak ada yang bertanggung jawab”

Gempita : “ Terus Bapak kok gak kelihatan?”

Ibu : “ Kita gak tau neng, bapak nagihnya kemana, masalahnya gak ada yang bisa dihubungi hik..hik…hik..”

Ade : “ Udah Bu, tenang aja Ade sudah titip pesan dirumah , jadi kalau bapak pulang bisa langsung nyusul kita kesini “

Suster : “ Ibu anaknya sudah selesai di rawat, lengan dan kakinya sudah dijahit, dan sekarang lagi butuh tranfusi darah, karena darahnya banyak berkurang,bagaimana bu?”

Ade :” Biar aku sus, darah aku sama kok dengan Kak Bagas…”

Suster : “ Ya udah Kamu ikut kami ya…”

Dengan begitu beraninya Ade mengikuti suster yang akan mengambil darahnya,

To be continue…….

Tidak ada komentar: