Senin, 23 Februari 2009

PART III


Senang nya masih ada ide buat lanjutin ceritanya, walaupun sejauh ini belum ada yang komentar, gak papa deh..lanjut mang...

jadi yang belum baca secara keseluruhan pasti gak seru, so gak papa dong luangkan waktu 15 menit buat baca dari awal..selamat membaca


KELUARGA KECIL BAHAGIA ???


Hal itu tidak sia-sia, karena ia menemukan pemandangan yang begitu elok, hamparan sawah yang luas berwarna hijau, dengan suara gemericik air yag melalui saluran air yang bersumber dari irigasi tadi, dengan petani yang mulai membajak sawah sambil memukul-mukul bokong kerbau agar berjalan lebih cepat, benar-benar pemandangan yang sangat membahagiakan.
*****
Dengan pelan laju mobil dipacu…namun perhatiannya terpusat ke 1 rumah yang berdesain begitu unik dipinggiran irigasi tersebut, terbuat dari belahan kayu jati seperti desain rumah perkemahan pada musim panas di Eropa , serta terdapat cerobong asap diatapnya,Pagarnya pun terbuat dari kayu, dengan tumbuhan yang tertata indah berwarna warni menyegarkan mata


Gempita : “…” Wuah….apik sekali rumah ini…coba aja aku tinggal disini ya pasti teduh dan damai rasanya…”

lamunan Gempita semakin menjauh membayangkan seolah olah dipagi hari Ia menyapu di teras didepan rumah, kemudian disamping rumah kak Bagas memotong-motong kayu menjadi bagian yang lebih kecil sebagai Kayu bakar untuk menghangati tubuh mereka jika malam telah tiba…

Gempita : “ Idih..apaan sih…he..he..he…romantis amat…malu-maluin aja “

Gempita menertawakan dirinya yang tampak bodoh karena membayangkan hal sangat diidamkannya tapi gak mungkin terwujud…

Beberapa menit berselang akhirnya Ia tiba juga di kantor tempatnya bertugas, dengan penuh wibawa Gempita memasuki ruang meeting untuk memulai Morning Briefing dengan beberapa staffnya, ini merupakan meeting pertama yang dipimpin olehnya. Meeting berjalan cukup serius namun tetap santai.

Gempita : “ Terus bagaimana hari ini lancar ?
Karyawan 1 : “ Lancar bu…pasokan sudah dikirim kira-kira sebentar sore sudah sampai ”
Gempita : “ Hasil bulan ini gimana, memenuhi target gak ?
Karyawan 2 : “ Masih dibawah sedikit ibu, tapi khan closing masih dua hari lagi jadi menurut perhitungan saya kemungkinan malah melebihi dari pencapaian bulan lalu “
Gempita : “ Oh begitu, tapi kita gak boleh terlena karena competitor semakin banyak, jadi inilah saatnya kita bersaing secara sehat, siapa hebat serta yang kuat dalam konsep dan operational tentu perusahaan tersebut yang memegang kendali.Saat ini kita masih menduduki peringkat kedua dalam penjualan produk, semoga kedepan kita bisa menjadi yang terbaik, maka dari itu kami butuh dukungan dari Anda semua, karena jika kita sukses tentu saja semua karyawan akan terkena dampaknya…baik melalui perbaikan fasilitas maupun kesejahteraan karyawan Bagaimana anda Siap Untuk kerja keras ??!”
Karyawan : “ Siap Bu !!! “
Gempita : “ Baik, Semoga semangat yang Anda Ucapkan bukan hanya dibibir aja tapi bisa dibuktikan, dan saya selaku Pimpinan yang dipercayakan oleh kantor pusat mengucapkan banyak terima kasih atas kerjasama anda selama ini, mari bersama-sama kita menatap masa depan yang lebih cerah…amien…”

Tanpa aba-aba dengan serentak para peserta meeting bertepuk tangan menandakan bahwa mereka setuju dengan pernyataan tersebut. Meeting ditutup, mereka kembali keaktifitas masing-masing.

*****
Gempita : “ Pak kita lewat jalur yang ini saja ! “
Supir : “ Baik bu “

Gempita mengarahkan supirnya untuk melewati jalur yang tadi pagi dilewatinya.sambil terus menikmati pemandangan. Sampailah pada irigasi yang mengalirkan air kepersawahan, air itu berasal dari sungai yang merupakan ciri khas dari pulau Kalimantan sebagai pulau yang memiliki banyak sungai.

Gempita : “ Pak kita berhenti disini dulu ya!, aku mau menikmati pemandangan irigasi serta melihat aliran air ini, indah sekali..”
Supir : “ Baik..bu “

Pandangan gempita kembali terusik dengan sebuah rumah kayu mungil disamping irigasi tersebut.

Gempita : “ Pak itu rumah siapa ya? ” kok bisa ada disana? Lagian disini gak ada perumahan penduduk khan?”

Supir : “ oh rumah itu bu. Saya sih kurang tau pasti, tapi dengar-dengar itu rumah punya Insinyur yang mendesain irigasi ini, jadi waktu dibangun beliau tinggal disini, supaya lebih mudah diawasi, begitu informasi yang saya dengar bu , tapi insinyur nya sendiri saya gak pernah lihat, karena kata orang kampung sekarang sudah balik ke Jakarta jadi yang tinggalin penjaga irigasinya, pak Sudirman namanya”

Gempita : “ Mau dijual gak ya? atau disewakan gitu?”
Supir : “ Baik bu, nanti saya akan tanyakan “
Gempita : “ Ok, Makasih ya Pak “
Supir : “ Sama-sama bu “

Percakapan tersebut telah berlalu beberapa hari, namun hasilnya belum juga nampak, bapak supir mengatakan Bapak sudirman yang tinggal dirumah tersebut sedang mengikuti pelatihan di kantor pusat, jadi rumah tersebut kosong. Dan Gempita adalah orang yang gak bisa puas sebelum mencapai apa yang diinginkannya, keinginan untuk tinggal dirumah tersebut semakin memuncak, tak kuasa menahan keinginannya Gempita memutuskan untuk kerumah tersebut sendirian mengingat hari ini adalah hari minggu jadi Gempita bebas untuk hang out.

Tidak berselang beberapa lama, Gempita tiba ditempat tersebut , memang rumah tersebut tampak kosong, tapi bersih, “ kok bisa ya “ pertanyaan itu otomatis berkutat dikepalanya , Gempita duduk dengan santainya diteras rumah kayu itu…dari kejauhan didengarnya derap langkah kaki yang semakin lama semakin mendekat .

Penjaga : “ Loh…Ibu ini siapa?”

Ini lah jawaban dari pertanyaan gempita

Gempita : “ Maaf Pak, Saya mencari Bapak sudirman “
Penjaga : “ Oh..Maaf bu, masalahnya saya belum pernah lihat ibu sebelumnya “
Gempita : “ Gak papa Pak, Bapak yang bersih – bersih disini ya ?”
Penjaga : “ Iya, saya Riduan bu.. Bapak Sudirman lagi ada pelatihan di Kantor pusat bu “
Gempita : “ oh gitu, kapan baliknya ya pak ?
Penjaga : “ gak tau bu, katanya Cuma 1 minggu tapi ini dah 2 minggu saya juga bingung “
( Sambil digaruk-garuknya kepalanya )
Gempita : “ Ada nomor telp yang bisa dihubungi gak ya pak ? “
Penjaga : “ Ada bu, tapi saya gak punya Hempong, jadi klo mau nelpon kita harus kekota dulu…”
Gempita : “ Hand phone maksud bapak? Gak…papa..pak saya punya kok “
( sambil diperlihatkannya ke pak riduan )
Penjaga : “ Wuah..Bagus juga ya hempong ibu…beda dengan punya pak Sudirman, jadi kita bisa dengar suara Bapak sudirman dari sini ya bu?”
Gempita : “Iya bisa pak, tapi kita perlu nomornya bapak sudirman dulu, supaya bisa nyambung, bapak punya khan ?”
Penjaga : “Iya, bu …punya….punya ( dengan penuh semangat ) , saya ambil dulu ya bu, saya simpan sama istri klo sama saya takut hilang, sebentar ya bu..rumah saya di belakang irigasi ini kok”
Gempita : “ Baik pak saya tunggu “

Secepat kilat pak riduan berlari, Gempita hanya tersenyum melihat kepolosan penjaga tersebut, mungkin selama ini dia hanya mendengar atau melihat handphone tersebut dari televisi. Tiba-tiba terdengar suara derap kaki berlari tapi jumlah kaki lebih banyak, begitu kaget gempita ternyata yang berlari adalah Pak Riduan, seorang wanita dan 3 orang anak yang masih kecil-kecil. Sang wanita berlari dengan dengan memegang kantong plastik hitam.

Penjaga : “ Maaf ya bu lama….( sambil terengah-engah..karena berlari.. )
Gempita : “ Gak Kok pak, Belum juga sepuluh menit….ini siapa??” (sambil tersenyum gempita memandang wanita dan anak-anak tersebut )
Penjaga : “ Ini istri saya bu, Rodiah, dan ini anak-anak saya, Tuti, Jamal, dan yang paling kecil ini ulfa.mereka mau lihat orang pake hempong bu, khan dulu saya pernah ceritakan waktu pak Sudirman telpon Bosnya pake hempong suaranya bisa kita dengar, terus mereka penasaran, jadi saya janji nanti klo ada waktu akan saya perlihatkan juga, gak papa ya bu? Masalahnya saya sudah janji sama keluarga saya “
Gempita : “ Ha..ha..ha… gak papalah pak malah saya senang bisa kenalan dengan keluarga kecil Bapak Riduan, oh ya Ibu, adek-adek semua, nama Saya Gempita, boleh dipanggil Ita..” ( Sambil menyodorkan tangannya ke arah anak-anak dan istri pak riduan )

Wajah Keluarga tersebut nampak sangat bahagia, karena disambut dengan baik oleh Gempita

Gempita : “ Nah, ini namanya handphone biasanya disingkat HP ,pasti pernah lihat ditelevisi,iya khan? sekarang tinggal memasukkan nomor Bapak Sudirman supaya kita bisa ngomong …nomornya mana pak ?”
Penjaga : “ Oh iya lupa bu.…Ma’ cepat kasih nomornya ke ibu Gempita , ( sambil membantu istrinya membuka kantongan plastik hitam dan menyerahkan kepada Gempita ) kami belum punya televisi Bu makanya belum begitu paham… He..he…he…”
Gempita : “ Oh gitu ( wajah gempita berubah sedikit iba),ya udah sekarang kita bisa ngomong ma pak Sudirman, nanti telpnya ku speaker aja, ( melihat wajah mereka nampak bingung bergegas Gempita merubah ke bahasa yang lebih sederhana ) maksudnya kubesarin suaranya, biar semua bisa dengar,semoga beliau mau mengangkat telponnya…ya….”

Tuuuuuuuuuuuttttttt……tuuuuuuuuttttttttttttt……tuuuuuuuuuuttt………suara nada tunggu berbunyi

Sudirman : “ Halo ini siapa ? “:

keluarga tersebut terpana dengan keadaan tersebut , dengan tanpa diminta seluruh keluarga menjawab “ pak ini riduan….Rodiah pak……..Tuti…….Jamal…..Ulfa….. “ semuanya menjawab…” Gempita hanya tersenyum melihat tingkah laku mereka yang polos

Sudirman : “ Ha…ha….ha….Satu-satu ngomongnya saya gak ngerti….ini pake hpnya siapa pak Riduan ?
Penjaga : “ ( sambil meletakkan jari telunjuknya ke bibir menandakan anggota keluarga yang lain untuk diam dulu ) , ini hapenya ibu Gempita pak, ibunya mencari bapak kesini terus minta nomor Bapak “
Sudirman : “ Gempita ?? siapa ya? “
Penjaga : “ Loh saya kira temannya Bapak??”

Dengan isyarat Gempita berkata kepada Pak Riduan untuk memberikan kesempatan untuk bicara .

Penjaga : “ Bapak , Ibunya Mau ngomong “
Sudirman : “ Boleh, hallo? “
Gempita : “ Selamat Pagi Pak Sudirman “
Sudirman : “ Selamat Pagi, Maaf ini siapa Ya ?”
Gempita : “ Maaf Sebelumnya ya pak, Saya Gempita Pimpinan PT. Green Thailand Industry, adapun saya mencoba mencari Bapak beberapa hari ini, tapi katanya Bapak Lagi ada pelatihan dikantor pusat ya ?”
Sudirman : “ iya,ada apa ya mencari saya ?perasaan, saya gak ada urusan dengan perusahaan ibu “
Gempita : “ Iya Bapak, saya kesini atas keinginan sendiri, rencananya saya ingin menyewa rumah Bapak ini, karena saya sangat suka dengan lingkungannya, dan dekat dengan kantor kami, apa hal ini memungkinkan pak?
Sudirman : “ Oh..Begitu, Saya gak punya wewenang untuk menyewakan tempat ini Bu, karena rumah tersebut milik pimpinan saya, memang rencananya saya gak akan tinggal ditempat itu lagi, karena masa tugas saya disana sudah selesai, tapi untuk menyewakan rumah tersebut akan saya tanyakan dulu ke empunya Bu, gimana? Ibu apa buru-buru ingin menempatinya?”
Gempita : “ Gak juga sih pak, Jadi kapan kita bisa ketemu ya pak, untuk mengetahui hasil akhir pembicaraan Bapak dengan empunya rumah?”
Sudirman : Rencananya dua hari lagi saya akan kembali kesana dengan pengganti saya, tapi pengganti saya gak akan tinggal dirumah tersebut karena beliau putra asli daerah dan sudah punya keluarga disana, jadi sudah punya rumah sendiri , jadi jika saya sudah tiba saya akan menghubungi ibu, Ok ?”
Gempita : “ Baik pak, terima kasih atas waktunya.”
Sudirman :’ Sama-sama Bu,boleh saya Bicara dengan Pak Riduan?”
Gempita : “ Silahkan Pak, telponnya saya Speaker Kok”
Sudirman : “ Oh…gitu he..he..he.. ( pak sudirman tertawa )Pak Riduan ! “
Penjaga :” Iya Pak”
Sudirman : “ Lusa Saya Pulang tolong bereskan Barang-barang saya Ya??”
Penjaga : “ Baik Pak”
Sudirman :” Kamu mau apa?? Keluarga juga ada yag mau dnitip gak?”
Penjaga : “ ( Dengan sedikit malu-malu ) gak usah pak…terima kasih “
Sudirman : “ Ya udah , nanti saya aja yang pilihin ya?”udah dulu nanti aja lagi ngobrolnya klo dah ketemu“ Assalamualaikum…
Penjaga : “ Iya pak, Walaikum Salam ( dengan serentak Seluruh keluarga serta Gempita menjawab salam tersebut )”

Penjaga tersebut mengembalikan Hp yang dipegangnya kepada Gempita, nampak senyum bahagia diwajahnya karena sudah melewati pengalaman baru berbicara melalui HP.

Gempita : “ Gimana Semuanya udah Puas?”
Penjaga : “( mewakili keluarga ) udah bu makasih “
Gempita : “Ok, Klo gitu saya pulang dulu ya, nanti saya balik lagi klo pak sudirman udah kembali “
Penjaga : “ Jadi Ibu akan tinggal disini?”
Gempita : “ Mau nya sih begitu pak , tapi Bapak dan Keluarga suka gak saya tinggal disini?’
Penjaga : “ Kami sih terserah ibu saja, kami ini kan cuma penjaga rumah, tentu kami senang jika ada yang menempati, karena sudah beberapa bulan rumah ini sering kosong, Pak sudirman lebih sering keluar kota”
Gempita : “ Doain ya Pak, semoga yang punya rumah mau menyewakan rumahnya, ngomong-ngomong yang punya rumah siapa sih pak ?”
Penjaga : “ Saya juga belum begitu kenal Bu, orangnya sih masih muda dan berwibawa, waktu itu saya belum menjadi penjaga rumah ini, karena yang tinggal disini masih banyak termasuk, pak Sudirman dan Bosnya itu”
Gempita : “Ooo…makasih ya pak bantuannya, semoga apa yang kita inginkan bisa terkabul, maaf jadi ganggu waktu Bapak beres-beres rumah“
Penjaga : “ Gak Papa Bu, justru saya yang berterima kasih karena sudah diajak nelpon pake hempong he..he..he…”

Gempita membuka Tasnya kemudian memberikan rupiah kepada Ibu Riduan.

Gempita : “ Ini bu, buat beli makanan…maaf yak klo cuma sedikit …”
Ibu Penjaga : “ Apa ini bu??”
Penjaga : “ Gak usah Bu, terima kasih….”
Gempita : “ Gak Papa saya ikhlas kok, Bapak sudah membantu saya untuk bicara langsung dengan Pak sudirman, saya juga senang sekali mengenal keluarga Bapak “
Penjaga : “ Makasih Banyak ya Bu, ini sudah lebih dari Cukup “
Gempita : “ Ya udah…saya balik dulu ya pak, nanti kita ketemu lagi…mari Bu…mari adek- adek…”

Gempita menjabat tangan seluruh anggota keluarga sebelum meninggalkan mereka kembali kerumah.
*****

Jumat, 26 Desember 2008

PART II


Hei..ketemu lagi dah sampe mana ceritanya???wlopun gak ada yang mau baca gak-papa mhimenk akan tetap lanjutin ceritanya...yang penting hatiku puazzzzz...neh cerita yang terpanjang yang mhimenk buat...dan mungkin akan lebih panjang lagi...karena mhimenk gak akan berhenti sampai ide di otakku ini habis...(^_^) so guys check it out....



KELUARGA KECIL BAHAGIA???


Dengan begitu beraninya Ade mengikuti suster yang akan mengambil darahnya, setetes demi setetes untuk melepas dahaga kehidupan kak Bagas yang mulai redup diterjang badai kebringasan manusia yang tak menuruti aturan yang telah ada.

***
Siang itu ketika lonceng berbunyi dan menandakan telah saatnya kami pulang, kumasukkan satu-persatu buku pelajaranku kedalam tas sambil kuberikan tanda kepada Ade bahwa aku akan mengantarnya kerumah sakit,

Kupacu motorku menerjang kemacetan kota dan teriknya mentari, menuju kerumah sakit tempat kak Bagas dirawat,

Ade : “ Kak gimana ?dah baikan?maem dong kak, biar cepat sembuh….”
Bagas : “ Iya dek, kalau perlu Ade juga kakak makan ….AOMM…..ha.ha..ha..
Ade : “ Ih.. kak Bagas sempat-sempatnya becanda..ntar kakinya Ade pukul nih…
Bagas : “ Eh…Jangan dong sayang kakak cuma becanda..habis dari tadi mukamu cemberut terus,,, capek ya??”
Ade : ” Gak papa kok kak… “
Bagas : “ Baguslah klo gitu, Gempita apa kabar ? makasih ya dah nolongin aku …”

Ya ampun kagetnya diriku ketika kak bagas menyebut namaku dan mengucapkan kata terima kasih dengan menyodorkan tangannya…aduh…aku gak mimpi khan ??

Ade : “ Ta! Kok melamun sih … kak bagas nanyain tuh..he..he..he…”
Gempita : “ Ups…Sorry… iya kak kenapa tadi ?
Bagas : “ Makasih ya dah nolongin aku...nanti pasti aku ganti …percaya deh…”
Gempita : “ Ah… kak Bagas ngomong apa sih ? semua gempita lakukan dengan senang hati dan tak butuh balasan…Ade khan sahabat aku jadi klo Ade kena musibah aku harus bantuin dong begitupun sebaliknya , benar gak De ?”
Ade : “ Siiiipp Bosss he..he..he… “
Bagas :”Persahabatan yang sangat mengharukan jadi pengen nangis Hikz..hikz..hikz..
Ade & Gempita : “ Huuuu…..ngeledek tuh...”

Mata mereka saling beradu, dan tidak begitu lama tawa lepas menggemuruh menceriahkan suasana di ruang rawat inap tersebut…

***
Aku harus berdandan yang rapi, mumpung besok hari minggu, gak papa khan klo malam ini kuhabiskan bersama kak Bagas, idiih aku kok jadi ganjen gini ya? habis begitu senangnya tadi siang kak Bagas menyebut namaku “ Apa Kabar Gempita ? Makasih ya dah nolongin aku” wuih…pengen melayang rasanya,,, gak papa deh malam ini aku berkunjung aja kesana biarin, nanti aku alasan aja: dari Mall atau dari mana kek. Pasti gak ketahuan…hmm..Ade ada dirumah sakit gak ya? Kayaknya sih gak, karena tadi dia bilang mau bantuin ibu beres-beres dirumah, apalagi bapak,, sampai sekarang aja aku gak pernah berpapasan dirumah sakit, klo aku datang beliau dah pulang… klo aku pulang gak lama kemudian beliau datang…berarti aku bisa berdua-duaan dong dengan kak Bagas..Asyyiiiikkk….tapi aku malu, masa sok akrab gini , dulu khan aku dah pecahin bolanya…gimana nih? Tetap kesana gak ya??

Waktu terus berjalan sedangkan Gempita masih bingung dan terus mondar-mandir sambil memutar-mutar kunci motornya.

Gempita : “ Udah deh, aku kesana aja…mau malu-malu kek bodoh amat, emang gue pikirin emang nyatanya kok aku suka ma kak Bagas!!”

Dengan semangat yang berkobar Gempita memacu Sepeda Motornya menuju kerumah sakit tempat idaman hatinya menginap,dengan sedikit berlari Gempita tiba diruangan kelas empat, tempat dimana kak Bagas dirawat.tapi betapa kagetnya Gempita ketika lelaki yang ditemuinya ditempat tersebut bukan kak Bagas melainkan orang tua yang terluka karena terkena tabrak lari juga, kagetnya Gempita bukan main, dengan seketika Gempita mencoba mengorek informasi dari suster yang berada diruangan tersebut yang sedang merawat lelaki tua tersebut

Gempita : “ Loh..Suster… Bagaskara yang ditempat tidur ini kemana ?
Kok digantiin ma kakek ini?
Suster : “ Oh anak muda itu dek?
Gempita : “ Iya !”
Suster : “ Tadi sore dia minta pulang “
Gempita : “ Loh kok pulang ? lukanya khan belum sembuh betul sus, gimana sih?
Suster : “ Anak itu sendiri yang mau kok dek “
GEmpita : “ Kenapa Sus??, kok diijinin ?!, klo ada apa-apa emang pihak rumah sakit mau tanggung jawab??!”
Suster :” Aduh jangan tanya saya soal itu dek, dia sendiri kok yang mau, adek ini siapa sih ?udah jangan ganggu saya! saya mau membantu bapak ini dulu, klo ada yang kurang jelas tanya aja dibagian administrasi sana “
Gempita :“ Maaf Sus, terima kasih informasinya “

Dengan tubuh lunglai Gempita manapaki jalan dikoridor rumah sakit, sambil terus berpikir mengapa Bagas pulang, padahal lukanya saja masih basah oleh darah karena jahitannya yang masih belum kering.
Dengan tegas dia memutuskan bahwa dia harus secepat kilat meluncur kerumah Ade untuk menanyakan hal ini.

Pintu rumah Ade tertutup dengan rapat, benar saja motor bapak belum ada berarti beliau belum pulang, kuberanikan diri untuk mengetuk pintu semoga saja Ade atau Ibu yang membuka pintu..
Gempita : ”( Tok..tok..tok…) Assalamualaikum ….( Tok..tok..tok…) Assalamualaikum….”
Ade : “ Walaikum salam….siapa ya ?
Gempita : “ Aku de….Gempita….”

Perlahan-lahan tapak kaki mendekat kearah pintu rumah sambil terdengar suara kunci yang dibuka.
Ade : “ Gempita?? Ngapain malam- malam gini masih keluyuran? Dari mana?”
Gempita : “ kebetulan aja lewat sini, gak enak klo gak mampir, aku gak ganggu khan ?”
Ade : “ gak lah,,, ayo masuk…”

Mataku terus berkeliling mengitari rumah sambil mancari–cari apakah kak Bagas memang benar dah pulang atau malah kabur dari rumah sakit. Tapi Ade gak boleh tau klo aku barusan dari rumah sakit, ih mau kutaruh dimana mukaku ini.

Ade : “ Hei…kok melamun i..lagi liatin apa sih?”
Gempita : “ gak apa-apa….”
Ade : “ Emang kamu dari mana malam minggu ini? Bukannya kamu ada acara nonton ma siapa lagi tuh namanya yang pemain basket itu??”
Gempita : “ Nggak, sembarangan aja kamu ini,, gossip tuh..”
Ade : “ Iya…makin digosok…. Makin siiiipp…he.he..he..
Gempita : “ Apaan sih…pulang nih ! “
Ade : “ Duh gitu aja ngambek ha..ha..ha…oh ya kamu mo minum apa? jangan minta yag dingin gak ada kulkas, warung yang jualan es dah tutup, apalagi yang panas minyak kompor dah habis he..he..he… “
Gempita : “ Makanya jangan sok nawarin, apa yang ada aja….”
Ade : ‘ Ya udah air putih aja ya, itung-itung ngirit he..he…he…
GEmpita : “ Huuuu….bilang aja dari tadi klo emang itu adanya ha..ha..ha…
Ade : “ Ha….ha….ha…..”
Gempita : “ ya udah gak papa..cepat aku haus nih…”
Ade : “ Siap tuan putri ditunggu sebentar …”
Gempita : “ gitu dong …he..he….he…”
Ade : “Hwuek….( sambil Ade menjulurkan lidahnya mengejek pertanda ingin muntah ) “
Gempita : “ Ha…ha…ha….”
Ade : “Ha….ha…ha…”

Ade meninggalkan Gempita kearah dapur untuk mengambil segelas air minum, Gempita sengaja mengikuti dari belakang dengan alasan ingin buang air kecil, dan tentu saja Ade membolehkan,,,Betapa kagetnya Gempita ketika melihat Bagas sedang tertidur pulas ditempat tidur susun bagian bawah...

Gempita : “ Loh..De.. kak Bagas kok ada dirumah??”
Ade : “ Iya…tadi sore kakak ngotot minta pulang “
Gempita : “ Lukanya khan belum kering ??gimana sih kamu Ade? “
Ade : “ Iya, tapi mau diapain lagi, kak bagas sendiri yang gak mau dirumah sakit, gak papa kok dulu juga kak bagas pernah jatuh dari motor, dirawat dirumah juga , maafin aku gak kabarin kamu Ta’ aku gak mau ngerepotin kamu terus”
Gempita : “ Kamu ngomong apa sih? Justru klo kamu gak kasih tau, aku malah yang khawatir banget….”

Mata Ade membelalak memperhatikan sahabatnya yang melambangkan perhatian yang begitu besarnya,Wajah Gempita semakin lama semakin memerah karena sadar telah membuka topengnya akan kekagumannya kepada Bagas.

Ade : “ Yaaa..kamu naksir ya ma Kak Bagas??he..he..he…”
Gempita : “ Ade !! kamu jangan buat aku marah ya …”
Ade : “ Sorry, aku gak maksud gitu Ta’ habis gaya kamu perhatian gitu kayak seseorang yang sangat menyayangi kekasihnya gitu,,,maaf ya,,,”
Gempita : ( Aduh…mati aku ketahuan….norak amat sih aku ini …)
“ Ade…kak Bagas dah kuanggap seperti kakakku sendiri, mana mungkin aku naksir ma kakak sendiri, emangnya aku mau jadi sangkuriang??he..he..he…”
Ade :“Eee….sangkuriang itu suka ibunya kaleee…bukan kakaknya…ha..ha..ha…maaf ya Ta’ aku cuma becanda “
Gempita : “ gak papa,( Fiuh…sambil ia menyeka keringat dinginnya ) tapi kak Bagas benar-benar gak papa khan dirawat dirumah?
Ade : “ Iya, tenang bu .everything is ok…
Gempita : “ ya udah…( “Aku gak tega banget klo Bagas kenapa-napa “ …kata ini diucapkan Gempita dengan pelan”)
Ade : “ Apa Ta’?”
Gempita : “ Gak ada apa-apa “

Gempita terus memandangi wajah pucat Bagas yang terbaring dengan polosnya bagai bayi tak berdosa yang sangat merindukan dekapan kehangatan ibu disisinya.


***

Gaduh dikelas tidak menurunkan semangatku tuk belajar, saat-saat yang mendebarkan akan segera tiba, Lusa ulangan umum kelulusan akan kulalui, aku gak mau dong klo nilaiku nanti gak sesuai dengan yang kuharapkan, aku khan ingin melanjutkan kuliahku keuniversitas negeri, loh tapi ngomong-ngomong si Ade kok gak keliatan ya, dah jam segini belum datang juga, gak takut telat tuh anak

,,,KRIINGG,,,,KRIINGG,,,,KRIIIINGGGG,,,,,,bunyi bel sekolah berbunyi pertanda siswa fokus untuk memulai aktiftas belajar...

Tapi Ade belum juga datang,,, ada apa ya dengannya, tumben! Ade khan murid yang paling rajin, biasanya sebelum pintu sekolah dibuka dia sudah menunggu duluan, maklum Ade khan diantar ma Kak Bagas Naik sepeda, habis antar Ade kak Bagas lanjut lagi kesekolahnya, makanya ade selalu tiba duluan.

Tapi hari ini kok telat, apa kak bagas sakit lagi? Kemarin khan sudah sekolah karena lukanya dah membaik,,,Ade..Ade…kamu membuatku khawatir lagi.

Bel Sekolah kembali berbunyi, kali ini menandakan waktu pulang, tak terasa waktu berjalan dengan cepatnya, bergegas kurapikan bukuku sambil kuniatkan unutk mencari tau mengapa Ade gak kesekolah hari ini…

Setibaku dirumah mereka , kudapati pintu rumah mereka digembok, heran gak biasanya seperti ini,
Setelah kurang lebih sejam aku menunggu tanda-tanda kehidupan belum juga nampak, kuputuskan untuk pulang saja, karena aku juga ada les tambahan buat persiapan menghadapi ujian nasional.

Pintu pagar kubuka perlahan, dan mulai kudorong motorku memasuki garasi rumah, mbak eni membukakan pintu menyambutku dengan senyum dan menawarkan unutk membawakan tas sekolahku,

Mbak : “ Capek ya Non?”
Gempita : “ya sih mbak, tapi mau gimana lagi, namanya juga mau ujian ya harus lebih extra ketat belajarnya, tapi tenang aja mbak wlopun capek, aku gak akan mempermalukan keluarga, aku akan tetap lulus dengan nilai yang terbaik !!ha…ha…ha… ( sambil kuacungkan jempol ke dadaku )”
Mbak : “ Oh , tadi teman non kesini, siapa lagi namanya aaanti,,,Annni,,,,,ass,,”
Gempita : “ Ade!!”
Mbak : “ Iya Benar, Ade!
Gempita : “ Oh ya?? Ada pa ade kemari?dia bilang apa mbak?terus ada titip pesan gak??”
Mbak : “ Iya non, Ade tadi datang ma laki-laki cakep, tapi mbak lihat sih kayak mirip,mungkin saudaranya!”
Gempita : “ Iya itu kak Bagas, aduh mbak…cepat, Ade bilang apa??”
Mbak : “ Mbak Ade Cuma titip Surat ini non …”
Gempita : “ Surat ??”
Mbak : “ iya, ini suratnya…”
Gempita : “ loh,, tumben pake surat, biasanya nelp langsung,,,( sambil terus kupandangi surat yang dititip Ade melalui mbak )makasih ya mbak, tolong tasku dibawa aja kekamar aku mau kekolam dulu, mau baca surat”
Mbak : “Baik Non”

Kulangkahkan kakiku menuju Gazebo yang terletak didekat kolam ikan dires belakang rumahku, setelah kusandarkan kakiku kebantal yang empuk , perlahan kurobek surat yang ditulis Ade untukku, aku betul-betul penasaran, habis gak biasanya Ade serahasia ini sama aku, biasanya klo ada yang mau dia ungkapkan pasti langsung aja mengatakannya padaku, ada apa ya???”
SREEEK….SREEEK….SREEEKK….amplop surat itu kurobek…





Dear Gempita,

Apa Kabar? Baik Khan? Ta’ maaf ya aku gak ngomong langsung , habis aku gak mau merepotkan kamu lagi,,,Ta’ kami sekeluarga sayang banget ma kamu, apalagi aku, rasanya sedih banget harus menulis surat ini, hik…hik…hik…

Tapi Hidup memang seperti ini Ta’ ada pertemuan pasti ada perpisahan, aku dan keluarga mohon pamit, kami akan kembali kekampung, maafin aku gak bisa penuhi janji kekamu klo aku akan temani kamu kuliah di ITB, aku harus ikut keluargaku.

Makasih ya Ta’ atas semuuuuaaaaa bantuan yang kamu berikan untuk aku dan keluargaku,,,aku percaya kok kamu akan baik-baik aja,kamu khan gadis yang kuat, belajar yang rajin ya, biar bisa lulus dengan nilai yang terbaik.

Ta’ aku juga ingin jujur ma kamu, sebenarnya kak Bagas sangat sangat suka ma kamu Ta’, aku sudah tau hal itu dari kak Bagas SLTP dulu, setiap pulang sekolah dia selalu cerita tentang kamu aja terus,,, apalagi pas kamu nolong kak Bagas, kakak tambah suka deh ma kamu ..maaf ya Ta’ aku gak bilang ma kamu, aku takut kamu marah ma aku, apalagi pas aku test dan coba gangguin kamu soal kak Bagas, kamu sampai ngambek dan bilang klo kak Bagas sudah kamu anggap sebagai kakak sendiri.

Kami sadar Ta’ kami bukan siapa-siapa jadi kami tau diri untuk tidak berharap terlalu banyak, Ta’ mungkin kita gak akan ketemu lagi, aku akan selalu rindu padamu,,, karena kamulah satu-satunya teman yang mengakui keberadaanku di sekolah.Makasih Ta’, sukses untukmu selalu.
Salam dari kak Bagas, Ibu dan bapak. Wassalam,


Yang akan selalu merindukanmu,
Ade Inggriani Putri


Tak mampu kubendung air mataku kala membaca surat ini, aku gak nyangka mengapa Ade sekeluarga harus pindah, aku sadar mereka keluarga yang paling tegar dan tidak mau menyusahkan orang lain, tapi kenapa aku gak diberitahu masalahnya!!!

Tangisku menyeruak keangkasa menerpa mentari yang termakan senja menembus cakrawala dunia
AAAADEEEEEE………….KAMU KEMANAAAAA……………….???

***




7 Tahun Kemudian…

Gempita : “ Ma..kekantor dulu ya….”
Mama : “ Ta’ kamu gak sarapan dulu…..( suara mama terdegar menyahut dari arah dapurku )
Gempita : “ Ntar dikantor aja Ma, gak sempat…..bye…”

Kulangkahkan kakiku menuju kendaraan roda empat yang terparkir didepan rumahku, mobil sedan mungil berwarna hitam, yang masih sederhana dibanding mobil yang digunakan oleh teman-teman sekantorku, tapi aku bangga dan tak peduli, walaupun mobil ini sederhana, tapi kuperoleh dengan hasil keringatku sendiri selama bekerja dua tahun diperusahaan Agrobisnis dan ini bukan hasil dari minta-minta kepada orang tua apalagi korupsi.huuuhh…jangan sampai hal itu terjadi.

Hari- hari sibuk kembali dimulai setelah kemarin hari tidur sedunia ( hari minggu ) maksudku, he..he..he..mengapa aku katakan seperti itu?? Karena pada hari itu saja aku bisa tidur sepuasnya tanpa ada gangguan dari orang-orang kantor yang selalu memberi tugas ini tugas itu tiada hentinya…
But its ok, itulah hidup…karena kita akan memperoleh upah ketika kita bekerja, khan gak mungkin uang itu turun dari langit langsung kepangkuan kita?? impossible banget…

Mulai kurapikan mejaku, sambil melihat berkas-berkas yang belum aku follow up…
Kriiiiinggg……..kriiiinggg…….kriiingggg……telepon dimejaku berdering

Gempita : “ Ya…… good morning, Gempita disini……ada yang bisa dibantu “
Luli : “ Hei Ta’, Luli nih,,, eh kamu dipanggil ma HRM tuh…”
Gempita : “ Ha…beneran Li? Emang aku dah buat salah apa lagi? Kemarin khan udah gajiku dipotong gara-gara telat ? ”

Pembicaraan terkesan begitu tidak formal mengingat Luli adalah teman seangkatan Gempita sewaktu kulaih di ITB, yang kebetulan sekarang bekerja sebagai sekretaris di Human Resources Department di tempat Gempita juga bekerja.

Luli : “ heee….mana kutau Ta’ , ya udah cepetan ya kesini, dah ditunggu ma bapak, Ok? “
Gempita : “ Aduh…kamu itu Li baru aja aku nyampe dah bikin degdegan , mana belum sarapan lagi…”
Luli : “ Kamu aja tuh yang bawaannya NEGTHINK alias negative thinking , makanya jadi tambah lapar….he..he..he…siapa tau lagi hukumanmu dihentikan and malah mau
naik pangkat atau gaji gitu?”
Gempita : “ Iya..ya…he..he..he…, ya udah habis briefing aja ya aku menghadap, masalahnya ada yang urgent harus aku sampaikan ke tim yang lain, gak papa khan?”
Luli : “ Ya udah nanti kubilangin ke bapak , Thanks “

Gagang telepon ditutup sambil bergegas keruang meeting, karena tim sudah menunggu dan rapat segera dimulai.



***
Gempita : “ Siang pak, Bapak memanggil saya? Maaf tadi saya briefing dulu pak “
HRM : “ Iya gak papa, silahkan duduk Ta’ “
Gempita : “ Ada apa ya pak? Gaji aku mau diturunin lagi?? Aku dah gak telat-telat kok pak “
HRM : “ ha…ha…ha… kamu ini, emang gajimu bapak potong bulan lalu? Gak Khan ? itu hanya ancaman buat kamu agar bisa lebih disiplin,gimana tim kamu bisa menghargai kamu klo kamu sendiri gak tepat waktu, jadi itu hanya contoh buat yang lain agar tidak berbuat semaunya, dan perusahaan tidak pandang bulu walaupun itu sudah top level , Ok?”
Gempita : “ He..he..he… becanda pak, aku akui kok aku suka telat, habis pekerjaan banyak yang baru bisa terselesaikan agak larut malam pak, jadi aku ngantuk banget terus tidur,eh telat deh..”
HRM : “ Kami mengerti itu Ta’ makanya keputusan untuk memotong gaji kamu, kami tiadakan mengingat loyalitas kerja kamu gak perlu dipertanyakan lagi.HA..HA..HA… ( HRM tertawa begitu lepas menunjukkan betapa bijak beliau menyikapi setiap masalah yang terjadi di kantor tersebut ) Oleh karena itu Ta’ perusahaan akan mempromosikan kamu untuk memimpin anak perusahaan kita di kota lain, gimana kamu siap??”
Gempita : “ Ha?? Yang benar Pak?? Gak salah nih??”
HRM : “ Aduh Ta’ bapak khan dah jelasin panjang lebar kok kamu gak percaya juga, gimana mau gak?”
Gempita : “ Bukannya gak percaya pak, tapi…Gempita merasa belum ada apa-apanya dibanding yang lain, lagian Gempita juga baru kerja dikantor ini selama 2 tahun...Management gak salh pilih nih pak?”
HRM : “ Gak Lah Ta’ setiap orang punya kemampuan sendiri-sendiri, ada yang membutuhkan proses panjang untuk belajar maupun proses yang singkat, kamu termasuk kedalam kategori Proses yang singkat, itu hanya masalah waktu. Kami menilai kamu mempunyai leadership yang lebih dibanding yang lain, walaupun mereka lebih tua dari kamu. Tapi mereka bangga dan senang dipimpin olek kamu, itu yang susah didapatkan pada diri mereka Ta’,

Kayaknya Bapak harus jujur sama kamu, dengar ya Ta’ ketika management memutuskan untuk memotong gajimu karena sering datang terlambat, anggota kamu mendatangi bapak, ( dengan memperlihatkan secarik kertas yang ditandatangani oleh seluruh bawahan Gempita ), mereka protes atas tindakan yang kami ambil, dan mereka siap menjadi tumbal dengan mempersilahkan management unutk memotong gaji mereka asal gaji kamu tetap utuh,,karena mereka sadar kamu telat karena mereka juga yang tidak becus menyelesaikan tugas. Coba bayangkan belum pernah hal itu terjadi di kantor ini, yang ada malah atasan yang dilengserkan oleh bawahan iya Khan?? HA...HA…HA…”
Gempita : “ Masa sih pak sampai mereka segitunya??? , kok mereka gak bilang hal itu ya pak”
HRM : “ Itulah kelebihanmu Ta’ karena mereka tau kamu pun tidak pernah mengeluh dan memproklamirkan pekerjaan berat yang telah kamu selesaikan, jadi buat apa mereka mengatakan hal itu juga, sekarang kamu harus membuat mereka bangga, ambil Jabatan ini, dan sebarkan aura positif yang kamu miliki dikantor cabang, karena disana sangat butuh orang seperti kamu, Ok??”
Gempita : “ Tapi…pak…”
HRM : “ Halah..gak ada tapi-tapian klo kamu gak mau, gajimu Bapak potong sampai habissss…gimana??heran aku… biasanya orang yang aku kabari naik pangkat akan langsung menerima dengan gembira kamu kok malah tapi…tapi…tapi….…”

Gempita hanya terdiam dan menunduk terharu bukan karena jabatan yang akan diperolehnya tapi karena sikap anggotanya yang dengan begitu berani melawan kebijakan perusahaan dan siap menjadi tumbal, sungguh tak menyangka.

HRM : “ Heeee…kok malah melamun?? Pokoknya lusa kamu harus berangkat ke Bandung, Rumah Dinas, dan mobil sudah siap, kamu tinggal ambil kuncinya ma Luli, Ok? “ya udah sekarang kamu balik ke kantor, terus pamitan ma teman-teman disana, besok kamu gak usah ke kantor, persiapkan aja kebutuhan kamu lusa kamu berangkat , nanti kamu akan diantar sama Bapak Toni, kebetulan beliau mau inventory product disana”
Gempita : “Pak Toni bagian Accounting Bapak?? Terus yang gantiin aku disini siapa pak?? Pekerjaanku masih numpuk pak, lagian bapak kok last minutes begini”
HRM : “Iya Toni Accountant pacarnya Luli, bukannya teman kamu juga?? Udah itu urusan bapak, pokoknya kamu tinggal melaksanakan aja, jangan membantah ! ”
Gempita : “ Loh kok jadi marah pak, Maaf ya pak, Gempita cuman kepikiran teman-teman dan pekerjaan disini,”
HRM : “ Ta’….. Ta’….kamu memang karyawan yang paling bertanggung jawab dan kepala batu bapak akan kangen sama kamu, tenang aja ya disini nanti bapak yang atur ok?…HE…HE….HE….”
Gempita : “ He..he..he…kirain bapak ngambek, makasih ya pak atas kepercayaan Management kepada Saya, Saya akan berusaha sebaik mungkin “

Dekapan hangat Gempita berikan kepada HRM yang sangat dia hormati dan sudah dia anggap seperti ayah sendiri, dengan penuh kelembutan HRM mengusap bahu Gempita pertanda rasa bangga dan tanggung jawab yang diberikan kepada seorang wanita muda, berumur 25 Tahun untuk memimpin anak perusahaan di kota lain.


*****

Tiittt….ttiittttttt……tiittttttttttt klakson mobil berbunyi begitu kerasnya didepan rumah Gempita…
Ibu membuka pintu kamar Gempita.

Ibu : “ Ta.. cepetan ..Teman kamu dah nungguin tuh…kamu ini..ngapain aja sih ???
Gempita : “ Iya Bu, tolong bilangin pak Toni yang terhormat buat sabar dikit…Gempita masih siapin materi yang akan dibawa, lagian siapa suruh informasi pemindahannya telat ha..he..he…”
Ibu : “ Kamu ini masih sempat becanda lagi, ntar kamu ketinggalan pesawat Ta’, belum lagi klo macet dijalan, cepetan nak…”
Gempita : “ Iya Ibu, ini juga mau cepat, tapi gimana bisa cepat klo ibu ngajak ngobrol terus Hayo??/ha..ha..ha..
Ibu : “ Ha..ha…ha..iyaya….ya udah ibu tinggal ya sayang….”
Gempita : “ Ok Boz…( sambil diacungkan jempolnya…) ”

Ibu berjalan kearah teras untuk menenangkan teman anaknya yang sudah gak sabar menunggu..

Ibu : “ Nak Toni , sini duduk dulu disini daripada disana panas…yuk sambil minum-minum teh disini…”

Nampak dengan lembutnya wajah ibu, mencoba meredakan kekesalan yang nampak dari wajah.Toni.

Toni : “ Iya bu Makasih, Gempita dah selesai belum Bu? Takutnya kita ketinggalan pesawat nih….”

Membuka pintu dan menghampiri Ibu yang duduk dengan anggunnya di kursi teras, serta sibuk menuankangkan teh kebeberapa cangkir diatas meja .

Ibu : “ Iya hampir selesai, udah ini diminum dulu biar lebih tenang, eh,,itu supir taxi panggil aja sekalian, kasihan khan kehausan….” Ngomong-ngomong Kok gak pake mobil kantor aja nak Toni? “

Toni : “ Biar gak repot bu, susah koordinasinya, masalahnya rumah kost Toni berlawanan arah dengan Kantor apalagi rumah Gempita, biar naik taxi aja sekalian, yang bayar juga tetap kantor kok..he..he..he….Mas…Mas…sini minum dulu …”

Toni melambai-lambaikan tangannya kearah supir taxi yang dengan sabar menunggu di mobilnya.
Derap langkah dari dalam rumah terdengar semakin dekat…

Gempita : “ Ya…gitu dong..minum-minum dulu kek..gak usah buru-buru….he..he..he..”
Toni : “ Ta..Ta..kamu kok hobby banget sih telat? Entar klo kita telat terus ditinggal pesawat gimana? Emangnya pesawat punya kita yang mau nungguin sampai kita datang gitu?? ”
Gempita : “ Tuh..khan bu..Gempita bilang apa? Neh anak memang cocok jadi Accountant, orangnya telaten, tertib, teliti, tampan lagi….”
Toni : “ Halah…gak usah gombal gitu…udah kita berangkat sekarang…”
Gempita : “ minum teh lah dulu, lagian worry amat sihh? Pesawat khan bukan Cuma 1 kesana, Neil amstrong aja sebelum ke bulan gak ribet kayak gini apalagi kita yang Cuma menyebrang pulau…Ha..ha..ha..”
Ibu : “udah..udah…kalian memang dari kuliah gak pernah akur…untung aja Luli gak ada disini …coba klo ada tambah seru pasti…”
Gempita : “ Iya, Luli bakal ngetawain kamu Ton..pesawat berangkat jam 3 eh kamu dah jemput jam 10…kita masih bisa tidur kaleee…ha..ha..ha…”
Toni : “ ihhh..BT…ngapain juga sih Bapak HRM minta aku yang temani kamu kesana…begini nih ujung-ujungnya pasti aku gak mood…( muka Toni mulai memerah )..”
Gempita : “ Idih…marah…justru aku yang beruntung bapak minta kamu yag temanin aku, pasti aku gak bakal telat kesana…ya udah..aku Cuma becanda aja kok sobat..klo masih marah lagi aku lanjut tidur nih…”

Toni memandang Gempita dengan kesalnya, Gempita membalas dengan begitu lembutnya sambil menkerlingkan sebelah matanya…setelah berselang beberapa menit saling bertatapan, Tawa mereka menyeruak begitu bebasnya seolah menghapus kekesalan yang tecipta karena perbedaan karakter diantara mereka.

Gempita : “ Yuk..Ton, kita berangkat,,,ntar ketinggalan pesawat lagi….”
Toni : “ ( dengan sedikit tersenyum ) gak papa..khan baru jam 11…he..he..he…”
Gempita : “ Ha..ha…ha…Ton..ton..coba aja kamu gak pacaran ma Luli pasti dah kupacarin deh…”
Toni : “ He..he..he…maaf ya..cintaku hanya buat Luli seorang, gak mau kubagi apalagi ma orang yang nyebelin macam kamu …”
Gempita : “ Huuu…siapa juga yang mau….nyebelin tapi ngengenin khan???”
Ibu : “ Udah..berantemnya nanti aja dilanjutin dipesawat…”
Gempita : “ Gempita pamit ya Bu…salam sama Ayah…”
Ibu : “ Iya sayang hati-hati dijalan , klo dah sampe jangan lupa kabarin OK?”
Gempita : “ Ok. Boz…Gempita & Toni Pamiiiiiiit….( kalimat ini terlontar dengan kompaknya dari mulut mereka berdua”

Bepergian bukan hal baru yang mereka lakoni bersama, terkecuali saat ini karena tanpa keikutsertaan Luli, mereka bertiga akrab,mereka bertiga dekat, mereka saling menyayangi semenjak menginjakkan kaki di universitas yang sama , dan melalui masa-masa sulit orientasi bersama-sama.


Mobil Taxi melaju kebandara,
Ternyata benar… mereka terjebak macet, sehingga mereka harus bertahan dijalan kurang lebih 3 jam, mobil tronton tergelincir dijalur cepat jalan tol, wajah Toni sudah mulai pucat, memikirkan kondisi itu, Gempita coba menenangkan sahabatnya, katanya mereka pasti tiba dengan dibandara dengan tepat waktu.

Toni : “ Fiuh…syukur deh…bisa tepat waktu tiba dibandara….kirain kita mesti berenang ke sana…Kalimantan khan jauh Ta…”
Gempita : “ Yee.. yang bilang dekat juga siapa??” udah ah..aku mau bobo neh…awas kamu klo ngomong lagi…”
Toni : “ Baik ibu Bozz…( Toni menutup wajahnya dengan syal sambil mencoba tidur disamping Gempita )”

Pikiran Gempita melayang menembus awan, memandang jauh melampaui jendela kaca pesawat, terlelap melewati alam sadar….tiba-tiba dia melihat sosok remaja yang sibuk bermain bola…dengan penuh semangat menendang bola kekanan dan kekiri, dan seorang remaja putri berteriak dipinggir lapangan “ayo..kak….ayo…kak….bawa bolanya….ayo kak buat gooolll kak….” Adrenalinku turut terpacu menonton pertandingan itu…penasaran mengapa wajah sang pemain tak nampak olehku, tertutup oleh kabut, begitupun suara remaja putri itu, hanya terdengar keras tapi tak kulihat wujudnya berada dimana…tiba..tiba..pemain bola itu menoleh…dan samar…samar…dapat terlihat…bahwa dia adalah kak BAGAS…pujaan hatiku …tiba…tiba ..suara wanita itu..berada pas disampingku “ AYO….AYO….KAK BAGAS…TA’ BANTUIN TERIAKNYA….”dia menyapaku..ya Tuhan senangnya hatiku ternyata dia adalah ADE sahabatku…kupandangi terus wajahnya…sambil kuayunkan lenganku ingin memeluknya, dia terus Berkata “ AYO….AYO…TA’…TERIAK!!! “

Toni : “ …Ayo Ta’..…ayo…bangun…pesawat sudah hampir mendarat…”

Ya ampun kecewanya diriku, ternyata yang mengatakan “Ayo” berkali-kali itu bukan ADE, tapi Toni, ternyata aku hanya mimpi.

Gempita : “ Ahhh..Toni…kenapa dibangunin?? Aku khan belum ngobrol ma Ade & K Bagas…”
Toni : “ Ade??K Bagas?? Siapa lagi itu…??” udah deh jangan tidur terus,pesawat dah hampir mendarat…ayo siap-siap…”
Gempita : “ Dasar kamu Ton, gak bisa lihat teman bahagia…sebel…sebel..seeeeebeeeeelll..”
Toni : “ Idih…tumben-tumbennya kamu manja gitu??…kamu mimpiin idola kamu ya??pantesan semenjak kuliahan kamu gak pernah tergoda ma cowok, jangan –jangan idolamu itu cewek lagi…siapa tadi ADE??iiihhh….Ta’ Kamu Normal Khan?? Ha….ha…ha….”
Gempita : “ Heh..klo ngomong dipikir dulu dong pake otak..jangan pakai hati…hati enaknya di goreng tepung aja….dasar!!!Ade itu sahabatku di SMU, aku kangen gak pernah ketemu ,bukannya pacar aku…kamu ngomong sekali lagi, aku buang keluar pesawat neh….”
Toni :” He..he..he…maaf...gitu aja ngambek….jangan dibuang keluar dong , ntar Luli nangis dan musuhin kamu karena telah menzalimi pacar tersayangnya…wekekekkk…”
Gempita : “Oh Ya?? Sebenarnya…Luli Cuma kasihan ma kamu Ton…makanya nerima waktu kamu tembak..ha..ha..ha…( sambil sedikit mencibir )”
Toni : “ ( Wajahnya berubah menjadi muram ) masa sih Ta’??? Luli gak cinta ma aku, kapan Luli ngomong kayak gitu??”
Gempita : “ …makanya jangan suka godain orang, kamu digodain sedikit aja dah dimasukin kehati..untung aja belum nangis…ha..ha..ha…Luli gak pernah bilang itu kok, aku cuman becanda…”
Toni : “ (Wajahnya memerah ) dasar kamu Ta’….kamu khan tau aku paling gak bisa kalau digodain masalah Luli…tega kamu Ta’ “
Gempita : “ ha…ha..ha….makanya MR. SENSITIVE jangan pernah godain aku lagi ya??’’
Toni : “ Iya deh..ampun…aku memang gak pernah bisa menang debat kalau lawan kamu….”
Gempita : “ Bagus….baru nyadar..he..he..he..( Gempita mencolek dagu Toni…)”
Toni : “……iihh..jijik..”
Gempita : “ …..ha…ha….ha…”

*****




Hampir Seminggu Gempita berada disana, gak ada yang special, selain memulai penataan program baru serta mengkoordinir karyawan disana.

Toni : “ Ta’ Besok aku pulang,hari ini inventory ku sudah sendiri disini? “
Gempita : “ ciee…gak salah dengar nih??bukannya kamu senang berjauhan dari aku??”
Toni : “ Kamu ini!! Aku serius…”
Gempita : “ Ups Sorry, he..he..he…makasih SOB ( sobat ) dah khawatir atas keaadaanku, tapi aku akan baik-baik aja, lagian setiap tiga bulan aku khan pulang, jadi gak usah kangen berlebihan ok??”

Toni : “ Ya udah, Syukur deh, kamu kuat….aku percaya kok kamu pasti bisa…gak kangen ma Ibu ??
Gempita : “ Kangen lah..Ma Ibu..Ma Bapak…Ma Luli pacar kamu…Ma semua teman kantor …tapi hidup ya kayak gini ada yang harus dikorbanin unutk mencapai kesuksesan…eh..jangan lupa kamu harus jaga Luli baik-baik, klo ada apa-apa dengan dia, apalagi sampai menangis karena kamu Ton, Aku akan terbang kesana buat jewer telinga kamu…percaya deh…he..he..he..”
Toni : “ Iya..iya..bu BoZZ…yang pacaran ma Luli aku apa kamu sih, sampai segitu perhatiannya Ha..ha..ha..”
Gempita : “ ha…ha…ha…”


Toni Kembali, kini tinggal Gempita di kantor baru, suasana baru, dan orang-orang baru, Mampuka dia beradaptasi??tanda tanya besar itu terus berkutat dipikiran Toni sebelum melangkahkan kaki memasuki pesawat yang mengantarnya pulang kepangkuan Luli.

Pagi yang cerah ini, Gempita putuskan untuk berangkat kekantor tanpa dikawal oleh supir pribadi yang selalu siap menjemput dan mengantarnya pulang ke rumah dinas yang telah dipersiapkan oleh perusahaan.

Gempita : “ Hmmm….indah juga ya kota ini, walaupun Kabupaten tapi lumayan rapi, bangunan serta system transportasi juga tertata rapi, apa karena disini banyak perusahaan pertambangan ya , jalanan jadi bagus gini?? ”

Kekaguman Gempita semakin mencuat ketika dia menyaksikan system irigadi yang mengairi persawahan penduduk yang terstruktur dengan apik. Hal ini merupakan pemandangan baru baginya, karena semingguan ini, dia hanya melalui jalur aman yang dilewati menuju kantor, bukan Gempita namanya kalau tidak mencoba mencari tau jalur alternative yang bis ia lalui menuju kantor. Hal itu tidak sia-sia, karena ia menemukan pemandangan yang begitu elok, hamparan sawah yang luas berwarna hijau, dengan suara gemericik air yag melalui saluran air yang bersumber dari irigasi tadi, dengan petani yang mulai membajak sawah sambil memukul-mukul bokong kerbau agar mau berjalan lebih cepat, benar-benar pemandangan yang sangat membahagiakan.

to be continued....

Selasa, 02 September 2008


I'm Coming Back.....

Bagi yang pernah mhimenk sakitin maaf ya...
Bagi para fans dan penggemarku maaf ya...
Bagi yang pernah liat blogku and gak ada perubahan maaf ya...

maaaaaaaffff......buaaangeeetttt....

untuk mengurangi rasa bersalah mhimenk..neh ada cerita tuk semua,dibaca ya...


KELUARGA KECIL BAHAGIA???

Suatu sore di kota metropolitan, sebuah kota yang jumlah penduduknya hampir mencapai 5 juta, hiduplah seorang remaja putri bersama keluarga intinya,ayah ,ibu dan seorang kakak lelakinya.

Tak sengaja aku mengenalnya karena kami satu sekolah, anaknya sangat ramah, tak pernah lepas senyum manis dibibirnya,

keren??jauh dari dirinya,pakaian yang digunakannya gak fashionable apalagi branded Gak banget……

Mengapa aku tertarik berteman dengannya? Hal itu yang selalu kucoba jawab dari diriku, aku tahu diriku gak wuah-wuah amat, tapi masih selevel lah diatasnya,

  1. Kecerdasan boleh diadu
  2. Aktif diberbagai organisasi dan selalu jadi yang terdepan
  3. Uang Jajan, ada lah malahan berlebih dibanding yang lain

Pokoknya gak ada yang gak kenal diriku , Klo ada yang gak kenal berarti anak itu penganut paham 3DP ( datang, duduk, diam, pulang ) alias kuper and gak gaul disekolahan.

Satu yang membuatku mau berteman dengannya karena wlaupun aku tahu dia punya banyak kesulitan gak pernah dia tampakkan,

Paling kagum aku sewaktu pengambilan raport disekolahan dan kebetulan bapak. dan ibunya datang, mulai deh guru memberitahukan klo mereka harus melunasi dulu uang ujian anaknya sebelum mengambilkan raportnya, bukannya malu, tapi dengan senyum serta ramahnya ayah berkata

“ Insya Allah nanti saya lunasi bu, tunggu dari pembayaran panci saya, masalahnya banyak yang belum bisa melunasi pengambilan barang saya.”

Perkataan ayah diamini oleh Ibu dengan senyum tiada putusnya.

Guru “ waduh sampe kapan ?ini sudah satu semester nunggaknya pak,gimana dong?? “

Ibu “ tolong percaya kami , kami gak akan bohong, berilah kelonggaran waktu lagi sedikit

Guru “ ya udah tapi maaf raport tetap tak bisa kami berikan sebagai jaminan, gimana?”

Ayah “ gak papa bu, tapi apa kami boleh tau anak kami nilainya gimana semester ini?”

Guru “ Cukup memuaskan, masih masuk lima besar kok”

“Alhamdulillah”dengan kompaknya ayah dan ibu mengusap wajah mereka , sambil memeluk anaknya yang duduk termangu didekat kedua orang tuanya, aku gak tau menahan haru karena malu, atau bahagia melihat orang tuanya begitu bangga pada dirinya.

Sejak saat itu aku mulai akrab dengannya, kalau aku jajan aku ajak, tapi dia gak mau aku traktir, selalu katanya sudah kenyang, padahal sayup-sayup bisa kudengar suara perut keroncongan, tapi aku salut padanya, beda sekali dengan temanku yang lain yang sampai-sampai rela jadi pesuruh hanya berharap untuk ditraktir,

Betul-betul keluarga kecil yang bahagia???

***

Rumah tipe minus 27, pekarangan yang mini yang hanya bisa menampung 1 buah motor bebek milik ayah yang mungil, dihiasi dengan pot-pot bunga yang kecil , bunga melati serta anggrek hutan berhasil tumbuh juga wlopun ditempat yang begitu imutnya, jangan pernah berharap akan tumbuh pohon mangga atau sejenisnya dipekarangan ini,mengapa? karena itu hal yang gak mungkin, teras yang lebarnya gak sampai semeter, jika terparkir motor ayah , berarti ibu, kakak,adek, bahkan ayahpun gak bisa melangkahkan kaki lagi keluar rumah.

Sekarang kita melangkah masuk kedalam rumah , ketika pintu mulai terbuka didapati lah sebuah ruang kecil yang mereka gambarkan sebagai ruang tamu untuk keluarga dengan beberapa kursi plastik yang gak ada bedanya dengan kursi-kursi yang dipake abang tukang bakso, maupun warteg dipinggiran jalan,

disebelah kiri ruang tamu itulah terdapat satu buah kamar yang konon katanya mereka sebut sebagai kamar utama yang luasnya hampir sama dengan ruang tamu, diisi dengan sebuah ranjang besi dengan kelambu lusuh tua , yang jika kita lihat dengan kasat mata sebenarnya sudah hampir menyerupai menara Pisa, dimana tingkat kemiringan ranjang tersebut agak mengkhawatirkan bagi pengguna yang berbobot lebih dari 60 kilo.

Keluar dari kamar kita langsung mendapati meja makan yeng terbuat dari kayu dengan beberapa kursi, terdapat pula lemari tua yang berfungsi sebagai tempat televisi 14 inc, terdapat 2 laci pada lemari tersebut sebelah kanan dipake kakak untuk meletakkan buku pelajarannya , sedangkan sebelah kiri untuk adek meletakkan tugas-tugas sekolahnya.

Jarak ruang makan dengan dapur tidak jauh, jika ibu mengoreng ikan bukan Cuma baunya yang tercium tapi asapnya pun sibuk mengitari rumah,

Terus pertanyaan saya dimana kakak dan adek tidur sepengetahuan saya cuma ada satu kamar tidur aja?

Ternyata didekat meja makan kita dapati pula tempat tidur susun seperti dibarak-barak angkatan bersenjata yang baru menempuh pendidikan,katanya yang atas kakak yang dibawah adek,hmmm,,,sedih juga ya, sampe kapan mereka akan berbagi seperti itu,

Sekarang kita kearah dapur disana kita dapat melihat ada bangku yang berguna untuk peletakan kompor , kemudian ada kamar mandi kecil ukuran 1x 1 meter, dan sedikit ruang untuk menjemur pakaian, kecil sih tapi tertata dengan cukup apik.

***

Belajar kelompok alasan yang aku ungkapkan keorang tuaku ketika ditelpon ke HP ku dan menanyakan mengapa aku lambat pulang,

Siang itu perutku amat keroncongan tapi gak mungkin hal itu kukatakan padanya, melihat kondisinya saja aku sudah cukup prihatin, jadi langsung saja kuajak dirinya memulai mengerjakan tugas kelompok ini, bukannya setuju malahan aku dimintanya untuk shalat dulu, katanya nanti keburu lewat waktunya, karena malu padanya akupun ikut serta, padahal hal ini yang paling jarang aku lakukan, gak tau kenapa malasku masih lebih besar daripada ketakutanku padaNya, ( Ya Tuhan Maafkan aku), dipinjamkannya aku mukena yang menurutku cukup mewah, dibanding rumah yang ditinggalinya, ketika kutanyakan

“ Wah Bagus amat nih mukena, Baru ya?, gak papa aku pake duluan?”

dia menjawab dengan santainya “gak papa pake aja, aku masih punya kok , kalau kamu suka untuk kamu aja “

mataku sedikit membelalak , loh? lucu juga! kok bisa? padahal uang jajan aja dia gak punya, masih bisa ngasih-ngasih gini, tapi sudahlah aku gak punya keberanian tuk menanyakannya, takut jangan-jangan dia tersinggung .

Setelah kewajiban akhiratku sudah selesai, sekarang giliran kewajiban dunia yaitu mengerjakan PR kelompok, tapi gimana bisa ngerjain PR Matematika sedangkan perutku sudah mengerjakan PR bahasa Spanyol terlebih dahulu, bunyinya

“Sinyor…Sinyor…laparno….makano ….duluo…kaloo…tidaaakooo…pingsano….”

he.he..he….beneran aku sudah lapar banget,tapi tetap kupaksa tersenyum ,

wait a minute, hidungku mencium bau ikan asin dan kayaknya ada kangkung tumis nih, ah..jangan-jangan halusinasiku saja…tapi sepoi-sepoi baunya semakin tajam menusuk hidungku sampai-sampai tembus keparu-paruku, aduh…aku tambah lapar nih…pengen nangis rasanya,walaupun sebenarnya aku bisa sih keluar dulu nyari makan, tapi dimana etikaku, jadi sudahlah aku sabar aja…..

“ Neng….ayuk…maem dulu…….pasti dah lapar khan….dari tadi belajar terus…” suara ibu menggelegar memecah kebisuanku.bagai oase ditengah padang pasir yang gersang.

“ Ayuk kita makan, nanti aja dilanjutkan lagi” ditariknya tanganku menuju kemeja makan,

“ Aduh ndak memberatkan khan ini??” Jurus basa-basi ku mulai keluar lagi.

“ Gak papa kok, asal kamu mau aja makan ikan asin ma kangkung,”

“ Aku suka,suka banget,,,,”

“ Ya udah kalau begitu , ayuk kita maem………”

Kupanjatkan puji syukur didalam hatiku “ Ya Tuhan tiada hentinya kau tunjukan nikmat padaku , nikmat apa yang telah mampu kutunjukkan padamu…???”

Dengan lahapnya kami menyantap makanan ini, tiba-tiba suara langkah kaki memasuki rumah, seorang pria yang lumayan tampan berjalan semakin mendekati kami, sambil berteriak dia berkata

“ Bu….masak apa?? kakak lapar banget neh… “

“ Ih..kakak berisik tau, Ade lagi ada teman kak,,,”

“ Ups ….maaf dek he..he..he…wah maem enak nih, eh teman kamu ini ya?kok mukanya gak asing gitu, artis ya?”

mukaku merona karena malu, ternyata kakaknya itu adalah seniorku waktu aku di SLTP dulu yang sering aku gangguin kalau lagi main bola disekolahan, malahan bolanya pernah aku kempesin gara-gara kena kebadan aku, saat itu bukannya dia marah malah ketawain aku ….

“ Hei…ditanyain kok bengong?artis bukan??”

“ Ibu ….kak Bagas bandel ganguin teman Ade…..”

“ Kakak jangan gitu dong. Kalau mau kenalan yang sopan nak “

“ Ya udah, kenalannya nanti aja kakak makan dulu ya…lapar”

huh…dongkolnya minta ampun kirain dia dah mau minta maaf terus kenalan ma aku, eh malah lebih mentingin makanan,

Akhirnya selesai juga PR kami, tapi yang aku herankan kok kakak gak kelihatan ya, pengen nanya malu, tapi penasaran juga, kemana ya dia??

“Ya udah, aku pulang dulu, terima kasih ya Ade dah jadi teman kelompokku “

Senyum manis Ade mengantarku keluar rumah untuk kembali melihat kehidupan luar yang lebih pedas lagi dari kehidupan mereka.

***

Jam istirahat Siang disekolah, Dua gadis manis duduk bersenda gurau dibawah pohon beringin didepan kelas mereka.

“ kakak kamu kemarin kok gak kelihatan ya? Padahal khan awalnya kita makan bareng ? kok bisa langsung hilang begitu aja?”

“ … syukur lagi kakakku gak lama-lama sama kita, habis kakakku itu bandel banget , jahil suka gangguin orang , emang kenapa kamu nanyain ? “

“ hmm…gak papa , emang gak boleh nanya ? penasaran aja kok….”

Jantungku berdegup begitu kencang, takut jangan-jangan dia curiga kok bisa aku begitu perhatian sama cowok yang baru sekali aku kenal.

“ gak boleh!! aku yang larang…he..he..he….gak becanda kok. Sebenarnya kakak emang selalu seperti itu, habis istirahat dikit dirumah langsung pergi naik sepeda bantuin bapak nagih kelangganan bapak yang ambil kreditan panci, baskom, ember, pokoknya kebutuhan rumah gitu, pulang biasanya sudah magrib, gimana cukup penjelasannya? dah gak penasaran lagi khan?”

“ oohhh…..berarti kakakmu gak bandel dong, malah baik dan rajin, gak semua cowok loh yang mau membantu orang tua, apalagi seumuran kita gini huhhh…taunya cuman maen,minta duit, berantem ma mainin cewek “

“ Loh kok jadi curhat gitu seh ? ha.ha.ha…..”

“ iya ya..ha..ha..ha…..Jadi salut aku ma kakakmu… “

“ Salut apa naksir ? he…he..he….

“ Ihhh…..kamu ini, malahan menurut aku bukan kakak kamu yang bandel suka gangguin orang tapi kamu ….he.he..he…udah ahh bel dah berbunyi tuh, yuk kita masuk kelas”

sambil berdiri aku merapikan rok dan mengambil buku pelajaran yang gak sempat aku baca karena sibuk menggunjingkan kakak Ade yang rajin.

“ he.he..he…ayuk..”

***

Malam hari dirumahku yang nyaman, ketika kurebahkan diriku diperaduanku yang elok dan lembut serta mulai kulambungkan khayalku terbang mengelilingi langit-langit kamarku, sesosok wajah tampan terus mengacaukan pikiranku, dengan peluh yang membasahi seluruh tubuhnya serta kelincahannya mengolek sikulit bundar kekanan kekiri, serta teriakkannya yang penuh semangat ketika memasukkan bola kegawang lawan…..”GOOOOOOLLLL……..”ya ampun..benar-benar lelaki idamanku……

Gak nyangka ternyata dia kakaknya temanku , ternyata dunia ini memang selebar daun kelor, he.he.he…

Hand phone ku berbunyi, nomor tak dikenal…….

Gempita : “ Hallo siapa ne…..”

Ade : “ aku…aku…..Ade….Ta…”

Gempita : “ Ade ? hey apa kabar ? tumben malam minggu gini nelpon aku? Kangen ya?he.he.he…”

Ade : “ aku..aku…bingung …Ta…hik…hik..hik….”

Gempita : “ Kamu kenapa de? Kok sedih amat? habis dimarahin ortu ya ? neh nomor hp kamu ya ?

Ade : “ Gak Ta..aku gak dimarahin, aku juga nelpon dari wartel…Ta..kamu bisa bantuin aku gak??”

Gempita : “ Ada apa kok sedih banget ??jangan buat aku parno gini dong ”

Ade : “ Ta ..kamu punya duit gak ?kalau boleh aku pinjam dulu ….tolong Ta…kalau gak kak Bagas bisa kenap-napa”

Gempita :” HAH!!! Kak Bagas ?kenapa? emang kamu butuhnya berapa de ?

Ade :” Kak Bagas…kak Bagas kecelakaan …dan sekarang lagi di Rumah Sakit… dokternya belum mau nanganin karena belum bayar uang pendaftaran Rp.1.000.000,- katanya harus langsung di infus, Ta…tolongin kak Bagas..hik.hik..hik…

Gempita : “ Ya udah ..kamu dirumah sakit mana ? ntar duitnya aku usahain …tungguin aku ya….”

Ya Tuhan Ujian apa lagi yang Engkau Berikan Ke keluarga mereka, Aku paham betul Engkau tak mungkin menguji hambamu yang gak mampu engkau uji…..

Mulai kuputar akalku untuk mencari sumber dana yang bisa membantu Ade ,masalahnya tabunganku ku sudah terkuras habis untuk keperluan yang lain, sisanya tinggal Rp.500.000,- .kuputuskan sebaiknya aku kerumah sakit aja dulu mudah-mudahan dokternya mau menerima dulu , sisanya biar besok aku usahakan,

Kutancap sepeda Motorku kerumah sakit yang ditunjukkan oleh Ade, walaupun waktu sudah menunjukan pukul 21.30 tak gentar sedikitpun aku menembus gelapnya cakrawala.

Dengan tergesa-gesa aku berlari menghampiri ruang tunggu rumah sakit tempat Ade dan Keluarga menunggu…

Ade : “ Ta..terima kasih ya kamu mau bantuin aku…”

Gempita : “ Iya..tapi aku bisanya bawa uang Rp.500.000,- dulu , biar aku yang ngomong ma dokternya, besok aku usahain sisanya yang jelas kak Bagas dirawat dulu..”

Ade : Iya Ta…terimakasih..”

Setelah semua proses diplomasi bisa kami lalui, dan kak Bagas sudah ditangani oleh pihak rumah sakit, sambil menunggu diruang tunggu aku menatap wajah ibu yang begitu sendu serta wajah Ade yang tak terlihat senyum sedikitpun , hanya termenung dan coba memejamkan mata.

Gempita : “De..kok bisa kejadian gini? Terus kenapa baru dibawa kerumah sakit?”

Ade : “ Kejadiannya tadi sore Ta, kak Bagas kena musibah tabrak lari, pengendara motor yamg menabraknya meninggalkannya begitu saja dirumah sakit ini, tapi untunglah masih mau dibawa dulu kerumah sakit, daripada ditinggal dijalan, makanya yang datang kerumah memberitahukan itu pihak rumah sakit, tapi belum bisa ditangani karena gak ada yang bertanggung jawab”

Gempita : “ Terus Bapak kok gak kelihatan?”

Ibu : “ Kita gak tau neng, bapak nagihnya kemana, masalahnya gak ada yang bisa dihubungi hik..hik…hik..”

Ade : “ Udah Bu, tenang aja Ade sudah titip pesan dirumah , jadi kalau bapak pulang bisa langsung nyusul kita kesini “

Suster : “ Ibu anaknya sudah selesai di rawat, lengan dan kakinya sudah dijahit, dan sekarang lagi butuh tranfusi darah, karena darahnya banyak berkurang,bagaimana bu?”

Ade :” Biar aku sus, darah aku sama kok dengan Kak Bagas…”

Suster : “ Ya udah Kamu ikut kami ya…”

Dengan begitu beraninya Ade mengikuti suster yang akan mengambil darahnya,

To be continue…….

Kamis, 27 Maret 2008

Jumat, 14 Maret 2008



I am the best employee of the month

Duh…..senangnya bisa bersaing dengan ratusan karyawan lain, terlebih bisa menarik perhatian management bahwa aku “exist” mengingat aku baru kerja kurang lebih satu tahun setengah di tempat ini,

Aku hanya seorang karyawan biasa yang kebetulan punya latar belakang pendidikan yang bisa lebih membantu teman-teman yang lain dalam bekerja ,

Aku hanya seorang karyawan yang tak terlalu ambil pusing dengan urusan orang lain,

Aku hanya karyawan yang gak mau bertindak bodoh dengan mengambil keuntungan dari perusahaan.

Dan aku hanya karyawan yang mau terus berusaha dalam setiap kondisi apapun.

Tapi

Ya Allah ujian apa yang harus kuhadapi mengingat baru aja satu orang yang aku beri tahu soal kabar gembira ini, wajahnya sudah masam kepadaku…

Am I wrong to become the best employee?

Sah-sah saja khan?

Lagian aku tidak memperoleh dengan cara yang haram kok semuanya kulakukan karena keringat serta perjuangan yang tiada habisnya!

Aku tak pernah berpikir untuk mendapatkan penghargaan ini , aku hanya mau bekerja dengan sungguh-sungguh tanpa mau merugikan orang lain serta berusaha menyenangkan siapapun.....Gak salah Khan??

Ahh…peduli “S,,,,,N” ma mereka yang gak pernah mau melihat kelebihan orang lain, dan hanya melihat dari sisi mereka saja, makan tuh “negative thinking”

semoga dirimu bertambah kenyang dan semoga semua yang kau telan akan kau muntahkan dipagi hari dengan leganya…

I dedicated the appreciation for :

1. My Family

2. My Lovely……..

3. My Friends whose always support me

Oooohhhhh…Mama……Mhimenk Memang Mooooyyyyyy….

Ha..ha….ha….Wasssalam.(^_^)

5th March 2008

Rabu, 20 Februari 2008



TIKUS KUPRET!!!

Pulang kerja Capek Minta ampun. Tugas training gak habis-habis...Acara ini itu belum juga beres.....eh pas sampe rumah pekerjaan ibu rumah tangga dah menanti, nasib anak kost emang begini kah??

Fiuhh...Pertanyaan ini jungkir balik dikepala Sarah, ciitt....ciitt...ciit....seperti suara tikus keinjak Buldozer...ahhh!!!

ya ampun bukan dikhayalan pren,, tapi beneran ...tadi Sarah menginjak ”Tikus” binatang yang gak mau punah itu

....iiiiiiiihhhhhhhhh....geeeeeeliiiiiiii....Sarah menjerit.

tapi sebel juga, enak aja dia merajalela dikamar Sarah yang indah permai ini..

dengan cekatan Sarah mengambil payung dibelakang pintu kamarnya...

syiiaat...syiiiaaiat...syiiiaaiat.!!.

Sarah ayunkan payungnya mengikuti arah lari tikus itu eh..malah lari tikus menuju kearahnya ALAMAK TATUUUUUT.....lompat Sarah keatas tempat tidurnya, tapi tetap diayunkan payungnya mudah-mudahan kena harapnya , memang benar sih tikus itu berbalik arah menuju kebawah lemari...aduhh..habis deh bajuku itu yang terlintas dengan cepat dibenak Sarah, Ditusuk-tusuknya bawah lemari tetap gak kena malah menyebabkan suara yang lebih gaduh..

DuK..BraK..DuZZ.BuKK.....CEZZ...KreKK...TRAKK....DzEng...XkREKK..

Dewi : ”Ya ampun Sar lagi bikin apa ??ribut sekali??”

Teman kost Sarah yang manis serta baik hati membuka pintu kamar Sarah, spontan Sarah teriak ...

Sarah : ” Wi!! Tutup pintu cepat!!bantu aku dong ada tikus dikamarku, itutu dibawah lemari...!!”

Dewi : ”Haaaa...manaaa???

Dewi melompat-lompat sendiri seperti orang yang kegirangan sewaktu melihat pengumuman UMPTN dan dinyatakan LULUS!!.

Sarah : ” Hei ngapain lompat disitu!! Tikusnya dibawah lemari Wi!”

Dewi : ” Terus saya harus ngapain?”

Sarah : ” Tutup pintu itu truzz naik kesini”

Sambil diajaknya Dewi keatas tempat tidurnya yang terbuat dari kayu jati,ukirannya halus, asli dari Jepara dan tahan lama.tentunya he..he..he...kok promosi.

Sarah : ” Aku mau gangguin konsentrasi si tikus ini ya, kamu jagain klo dia keluar dari bawah lemari...”

Dewi : ” Aah..gak... sar aku takut benconk!! ntar klo aku digigit gimana?”

Sarah : ” Penakut amat seh, klo diGigit ya Gigit balik toh?susah amat ha..ha..ha..”

Dewi : ” Enak Aja!!”

Ditusuk-tusuknya terus kebawah lemari Ciiiiiiiiiiit....suara mencicit terdengar sangat keras...

Horeee....tikus itu kena !!Sarah menekan payungnya biar tikus itu gak lari kemana-mana,,,

Sarah : ” Wi...turun dari kasur wi, pegang dulu payung ini aku mau ambil kayu lain,..”

Dewi : ” Haa..? maksudnya??aku takut sar...”

Sarah : ” Tolong lah wi...tinggal ditekan aja ini payung,,,Cepat wi!!”

Dewi : ” Iya deh...”

Sarah : ” Awas jangan sampe lepas ya?”

Dewi : ”ehhmm.....hii...”

Bergegas Sarah berlari turun kelantai satu sambil mencari bantuan yaitu:

SEPERANGKAT SAPU IJUK DAN LINGGIS BERMATA SATU YANG TEBUAT DARI BESI BAJA NOMOR WAHID SEANTERO JAGAD RAYA....he..he..he...

dan secepat kilat Sarah naik lagi kekamar...

Sarah : ” Wi..Saaaaabaaaaar I’m Coming....”

Dewi : ” Cepat Sar aku takut sekali....”

Sarah : ” Siap beraksi!!”

Sarah membabi buta menusuk setiap sudut lemarinya dengan senjata yang menurutnya cukup ampuh....

Ciiiiitttt.......Ciiiittttt....cittt......suara perih kesakitan terdengar dengan jelas...

Seketika suasana kamar menjadi hening, padahal linggis dan sapunya masih terus berayun dibawah lemari..

Dewi : ” Sar kok gak bunyi lagi?? Dah mati ya?

Sarah : ” Maybe Not,Maybe be Yes...biar ku sapu keluar ya supaya tikusnya bisa langsung kita buat sate lagi lapar neh..he...he..he...”

Dewi : ” Yakzz...kamu aja yang makan khan sesama makhluk liar dan tak beradab gak papa saling memangsa..”

Sarah : ”He..he..he...emang seh, hanya makhluk seperti itu yang setia kawan tuk membasmi sesama....?”

Dewi : ” Berarti aku juga dong??ha..ha...ha...”

Sarah : ” Yup cerdas..ha..ha....ha....”

Sarah mulai mengarahkan sapu lebih terarah ditarik keluar supaya jasad tikus bisa langsung terlihat...

Sarah : “ Loh Wi..kok gak ada yang berat-berat neh?kayak nyapu debu aja?jangan-jangan tikusnya kabur lagi??”

Dewi : “ Ah masa seh? khan gak pernah kelihatan tikus itu kabur?

Sarah : “ Tapi sungguh wi gak ada?waduuuhhhh.....klo gak ketemu doi pasti balaz dendan ma bajuku neh...gimana dong ??”

Dewi : “ Ya udah, mari kita cari dulu siapa tau terselip dimana gitu...”

Sarah : “ Kayak nyari dompet aja Wi? Tapi aku setuju dengan saran mu..”

Mereka mulai melihat-lihat kebawah tempat tidur , meja, lemari , sampai kekamar mandi, tapi hasilnya tetap saja nihil..

Sarah : ” Wi...aku numpang bobo dikamarmu ya? Aku takut jangan-jangan ntar malam sitikus balas dendam, pas aku tidur eh...dipukul-pukul ma payung,sapu, linggis..hiiii...sereeem...”

Dewi : ” Huuuu...halusinasi tingkat tinggi,bilang aja kamu malas bersihin kamar yang dah kayak kapal pecah neh...”

Sarah : ” Gak...Wi...serius aku takut...”

Dewi : ” Ya sudah malam ini kuizinkan nginap dikamarku, ternyata kamu tuh ada takutnya juga ya? Berarti satu sama dong ? ha..ha...ha....”

Sarah : ” Ha....ha...ha.....jelek lu.....ha..ha...ha...

Malam itu mereka lewati berdua dengan penuh canda tawa...hingga ufuk pagi mulai bercahya....

Sarah : ” Duh...itu tikus kemana ya Wi?jadi malas aku masuk kamar,takut klo tikus langsung menyergap atau nempel kemukaku...”

Dewi : ” Udah, gak usah dipikirin, khan kamarmu dah dikunci jadi tikus itu gak bisa kemana-mana, pas keluar dari persembunyiannya kita hajar dia...”

Sarah : ” kita Wi...??”

Dewi : ” Gak lah kamu aja sendiri he..he...he...”

Sarah : ” Huu..dasar penakut....”

Hari itu Sarah kekantor dengan memakai semua perlengkapan Dewi, wlaupun agak kekecilan tapi masih sedaplah dipandang mata. Sarah dan Dewi berangkat melaksanakan aktifitas keseharian, Senja sore itu amat lah indah,sayup-sayup terdengar langkah kaki beriringan menuju rumah...

Dewi : ” Gimana kerjanya hari ini tetap konsen khan?

Sarah : ” Iya dong kita khan profesional, biar baju yang dipakai pinjaman tapi jangan sampai ketahuan he..he...he...”

Dewi : ” Sok deh...he..he...he....”

Sarah : ” Hwuek...bau apa itu Wi kok tajam sekali?”

Dewi : ” Gak kecium,emang bau apa?”

Sarah : ” Hiii...hidungmu tersumbat ya? Kayaknya dari lantai atas?ayo Wi kita cari apa seh itu?

Dewi : ” Gak ah..thanks..aku capek kamu aja sendiri....”

Sarah : ” Ya sudah....”

Sarah berlari kelantai dua sambil membuka pintu kamarnya..

Sarah :..Hwuekk...Wiiiiii....tikusnya ketemu....hore,,,hore..

Dewi : ” Masa seh.....?”

Dewi menjawab dari lantai satu,sambil bergegas berlari kekamar Sarah..

Dewi : ” Hwuekkkk....ya ampun baunya Sar....”

Sarah : ” He...he...he...tikusnya ketemu Wi...dari baunya kayaknya dah mati berarti aku bisa tidur nyenyak malam neh....ayo Wi...kita cari dimana rimbanya...”

Dewi : ” ...........???”

Sarah : ” Ha.....ha....ha......”

Sekian

Based from true story

Mhimenk

20 February 2008